Jumat, 15 Januari 2016

MEMPERKENALKAN PARIWISATA YANG BELUM DIEKSPOS DI INDONESIA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK




MEMPERKENALKAN PARIWISATA YANG BELUM DIEKSPOS DI INDONESIA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK

oleh : Nurjaetul Soleha
 
B.       ABSTRAK
Jurnal ini bertujuan untuk memberi informasi tentang pariwisata yang ada di Indonesia, khusus nya pariwisata belum diekspos  di Indonesia. Untuk itu pada jurnal ini akan membahas pengertian pariwisata,sejarah pariwisata di Indonesia, pariwisata mampu meningkatkan  penerimaan   Devisa,  pendapatan  asli  daerah  (PAD),cara mempromosikan pariwisata, dan Fasilitas yang menunjang dalam mengekspos tempat pariwisata.

C.    BAHAN DAN METODE

Dalamjurnaliniataupundalampenelitiantentang pariwisata di Indonesia yang belum diekspos di Indonesia, penelitimenemukanbahanuntukdijadikansebagaibahanobservasimaupunbahanpenelitian. Penelitianinimerujukkepada pantai-pantai yang berada di Jogjakarta yang belum banyak diketahui oleh masyarakat umum atau belum diekspos diantaranya pantai wediombo, pantai banyu tibo, pantai ngobaran, pantai jungwok, pantai baron, dan pantai krakal.Tempatobservasidanpenelitianyaitulokasi di Jogjakarta tidak jauh dari pusat kota yang terletak di daerah wonosari jogja gunung kidul. Pantai-pantai tersebut lokasi nya sangat tepat untuk dijadikan tempat wisata baru di Jogjakarta karena pemandangannya masih asri, bagus dan masih terawat sangatlah cocok untuk dijadikan tempat berlibur baik hanya untuk berfoto-foto maupun bersantai dipinggiran pantai karena ombaknya pun tidak besar, namun ada beberapa pantai yang hanya bisa dilalui dengan kendaran roda dua dan jarak dari satu pantai ke pantai yang lainnya saling berdekatan. Dalamlokasitersebutpenelitimenghampirisalahsatupenjaga pantai yaitu pantai jungwok  dan masyarakat disekitar pantai tersebut untukdijadikansebagaisampelpenelitian, dalampenelitianinipenelitiharusmenggunakanmetodeobservasidanpengumpulan data denganmelaluipertanyaanmaupunangket yang sudahdisiapkanolehpeneliti, angkettersebutberhubungantentangpantai tersebut apakah banyak dikunjungi oleh masyarakat dari luar kota maupun masyarakat sekitar dan apakah sarana fasilitasnya cukup memadai apa tidak.
D.    HASIL

Dalampenelitian yang sudahdilakukansalah satu pantai di Jogjakarta yaitu pantai jumgwok, yang bersempelkan/ bahan yang sudahdiwawancarasehubunganpenjaga dan masyarakat sekitar pantai, bahwahasil yang didapatkan/ data yang didapatkanmasyarakatsekitar pantai jungwok, pengetahuantentang adanya pantai-pantai yang belum diekspos di Jogja gunung kidul sangatlah minim masih banyak orang yang belum mengetahuinya.

E.     PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan kebutuhan bagi manusia untuk memanjakan dirinya setelah lelah dengan rutinitas sehari-hari yang telah dilakukannya. Sektor  pariwisata  di  daerah  merupakan  suatu  sektor  yang  penting  di  dalam pembangunan  daerah  karena  mampu  memberikan  pendapatan  yang  signifikan  bagi daerahnya Di  era  otonomi  daerah  masa  kini,  setiap  daerah  sudah  bisa  mengatur  sendiri PAD  yang  di  hasilkan  dari  sektor  pariwisata  di  daerahnya,  sehingga  sektor  pariwisata menjadi  peran  yang  sangat  penting  dan  strategis  untuk  pembangunan  di  daerahnya.  Kini daerah-daerah  di  Indonesia  dituntut  harus  mampu  mengolah  dan  mengembangkan  sektor pariwisatanya untuk menaikkan pendapatan asli daerah nya. Sedangkan, disisi lain masih banyak tempat wisata yang belum diekspos oleh pemerintah daerah itu sendiri.

F.     PEMBAHASAN

1.      Pengertian Pariwisata

Pariwisataadalahkegiatanmenyediakanjasarekreasidanusaha- usaha lain yang berhubungandenganpariwisata, sepertimenyediakanobjekwisatadandayatarikobjeknya,  jasa  pariwisata  serta  sarana  dan  prasarana  yang  mendukungkegiatan.
Semua definisi yang diutarakan para ahli diatas mengandung beberapa unsur yang pokok yang sama yaitu :
-          Adanyaunsur travel (perjalanan), yaitupergerakanmanusiadarisuatutempatketempat lain
-          Adanyaunsur „tinggalsementara‟ di tempat yang bukanmerupakantempattinggal yang biasanya
-          Tujuanutamadaripergerakanmanusiatersebutbukanuntukmencaripenghidupan/pekerjaan di tempat yang dituju.
Menurut Spillane (1994:14), kegiatan pariwisata dapat menjadi besar disebabkan tiga hal.Pertama, penampilan yang eksotis dari pariwisata, kedua, adanya keinginan dan kebutuhan orang modern yang disebut hiburan waktu senggang dan ketiga, memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa dari Negara yang dijadikan daerah tujuan turisme. Dapat dikatakan bahwa pariwisata adalah aktivitas yang dilibatkan oleh orang -orang yang melakukan perjalanan.
2.      Sejarahpariwisata di Indonesia.
Kegiatan Pariwisata di Indonesia sudah dilakukan sejak jaman dulu atau lebih tepatnya ketika masa kerajaan. Para pejabat kerajaan diketahui sangat gemar berpetualang walaupun daerah yang bisa dikunjungi terbatas karena terbatasnya sarana dan prasarana pada waktu itu. Sejarah pariwisata di Indonesia sendiri dibagi menjadi tiga periode yaitu periode masa penjajahan Belanda, periode masa pendudukan Jepang dan periode setelah Indonesia merdeka.
PeriodeMasaPenjajahanBelanda. Pariwisatajamaninidimulaisekitartahun 1910 setelahpemerintahBelandamendirikansejeniskantor travel yang bernama VTV (VereenegingToesristenVerker). Seiringdenganbertambahnya volume perdaganganantarabenuaEropadan Asia makasemakinramai pula lalulintaskunjunganuntukmasing-masingdaerahyangmemicubermunculannyaagen-agen di bidangpariwisatadanjugasaranapendukungnyaseperti hotel.Daerah yang paling besarterkenaimbaskegiatanpariwisatasaatituantara lain Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya dan Denpasar.PadamasapenjajahanBelandainikegiatanpariwisatahanyadilakukanolahkaumkulitputihsaja.
Periode Masa Pendudukan Jepang. Pariwisata Indonesia masa ini bisa dikatakan tengah terpuruk karena terjadinya perang dunia ke-2 dan pendudukan Jepang di Indonesia. Orang-orang terutama dari kulit putih tidak antusias dan berkesempatan melakukan perjalanan di Indonesia karena situasi yang kacau. Sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan, bangunan dll banyak yang rusak akibat perang dan obyek wisata juga menjadi terbengkalai. Sementara itu bom Hiroshima dan Nagasaki juga berimbas pada memburuknya perekonomian di Indonesia.
Periode Setelah Indonesia Merdeka. Pada masa ini pariwisata Indonesia dihidupkan kembali dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian negara. Pemerintah mendukung sepenuhnya kegiatan pariwisata dengan mendirikan organisasi-organisasi yang bergerak di sektor kepariwisataan. Kegairahan untuk menerjuni dunia pariwisata juga tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi yang membantu persebaran informasi mengenai pariwisata di Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi atau IT untuk pariwisata ditandai dengan semakin banyaknya hotel-hotel bermunculan lengkap dengan fasilitas pendukung yang canggih seperti komputer, internet dan telepon diiringi dengan pengelolaan maskapai penerbangan yang profesional untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan antar pulau dan dari luar negeri. Baru pada awal tahun 1970 industri pariwisata Indonesia berkembang pesat ditandai dengan banyaknya kunjungan wisatawan asing dan terbukanya banyak lowongan kerja hotel.
3.      Cara MempromosikanPariwisata Indonesia
Mempromosikan Wisata Indonesia Melalui Media Elektronik Ada 3 jenis untuk cara ini, yaitu :
a.       Mempromosikanmelalui media elektronik film.
Dengan film yang bisa di tonton oleh seluruh masyarakat Indonesia bahkan luar negri, maka orang akan mudah tahu seperti apa wisata Indonesia. Diluar negri cara ini sudah banyak dilakukan untuk mempromosikan destinasi wisatanya seperti contohnya di Amerika sana dengan filmnya What Happen in Las Vegas, Manhattan dsb.
Dengan Indonesia meniru cara ini maka khalayak publik terutama orang luar tidak hanya tahu bahwa wisata Indonesia bukan hanya Jawa dan Bali saja, tapi Indonesia timur juga, seperti kepulauan raja ampat di Papua sana, Pulau Lombok, juga indahnya Pulau Derawan di Kalimantan Timur. Memang, Indonesia pernah melakukan hal ini dalam film Laskar Pelangi, Eat of Pray dan 5cm dan membuat wisatawan yang datang ke Indonesia meningkat drastis, tapi pastinya akan lebih baik lagi jika cara seperti ini konsistensikan di kelanjutkan pada film film lain supaya wisata Indonesia semakin di kenal masyarakat luas. Semua orang butuh hiburan, saat lelah kerja, saat hari libur dan lain sebagainya, banyak orang suka nonton film, bioskop dan film film lainya. Sebagai promotor wisata yang cerdas, kita bisa memanfaatkan hobi nonton mereka untuk memperlihatkan indahnya wisata kita dalam kesenangan mereka, dengan begitu mereka bukan hanya senang dengan film yang di tontonya tapi juga mereka bisa melihat indahnya wisata yang kita promosikan, dengan cara tersebut kita bisa menggaet para pengunjung untuk datang ke wisata kita.
b.      Menggunakaniklandan radio
Iklan adalah media yang potensial sekali untuk mempromosikan wisata Indonesia. Iklan di Radio Walaupun hanya bisa di dengar, tapi beriklan di radio memiliki potensi yang cukup besar, karena radio kini bisa di dengar secara streaming melalui internet, jadi misalkan saya yang ada di kota kebumen pun bisa mendengarkan radio yang sedang di putar di jakarta sana, dengan memanfaatkan tekhnologi internet – sosialisasi dan promosi secara meluas akan semakin mudah di lakukan. Apalagi kini kita bisa mendengarkan radio melalui handphone promosi Secara Online.
c.       Mempromosikandenganmemanfaatkan media internet.
Internet adalah cara yang paling ampuh untuk mempromosikan pariwisata yang ada di Indonesia. Di jaman teknologi seperti sekarang ini, hampir setiap orang bisa mengakses internet, dengan memanfaatkan internet untuk promosi wisata, orang akan semakin banyak tahu tentang wisata yang kita promosikan hanya dengan mengetikan jari. Membuat website atau blog sekarang bukanlah hal yang sulit, kalau memang belum bisa pastinya kita bisa belajar dulu. Ada pepatah mengatakan “orang yang menguasai dunia adalah orang yang menguasai tekhnologi” maksudnya dengan kita bisa memanfaatkan tekhnologi sebaik mungkin, kita bisa memudahkan banyak pekerjaan pekerjaan kita, terutama promosi.Sekarang internet banyak di jadikan alat untuk mencari penghasilan baik itu usaha online ataupun offline, biaya akses internet yang semakin murah dan perangkat yang semakin mudah dan murah di dapatkan seperti handphone, tablet, komputer , semakin memudahkan orang untuk mengakses informasi yang di inginkan. Juga dengan jumlah pengguna internet yang semakin tak terhitung jumlahnya, merupakan prospek bagus untuk di jadikan market potensial untuk wisata yang kita promosikandengan cara seperti ini, promosi akan lebih terbantu untuk tempat wisata khususnya yang ada di daerah daerah yang belum  diekspos.
4.      Pariwisatamempunyaiperan  yang  cukupstrategisdalampembangunanperekonomianterutamadalammeningkatkanpenerimaanDevisa,  pendapatanaslidaerah  (PAD).
Pariwisata  mempunyai  peran  yang  cukup  strategis  dalam  pembangunan  perekonomian terutama  dalam  meningkatkan  penerimaan   Devisa,  pendapatan  asli  daerah  (PAD)  dan masyarakat,  memberikan  peluang   dan  kesempatan  bekerja  hingga  akhirnya  meningkatkan. kesejahteraan  masyarakat.  Dari  situ  terlihat  bahwa  sektor  pariwisata  mampu  untuk mendongkrak perkembangan ekonomi suatu daerah melalui usaha-usaha yang termasuk dalam industripariwisata.
Dampakekonomibagidestinasiwisatabisaberupapendapatanberupapajak,  sumbermatapencaharian,  penyerapantenagakerja,  multiplier-effect,  pemanfaatanfasilitaspariwisata, bersamadenganmasyarakatlokaldansebagainyapariwisatamerupakansuatusistemsepertijaringlaba-laba  yang  salingterkaitantarasatubidangdenganbidang  yang lainnya,  tetapidapatdilihatbahwakuncipenggeraknyaadalahwisatawan  yang  datangkesuatudaerahtersebut.

5.      Fasilitas yang menunjang dalam mengekspos tempat pariwisata.
a.       Peta
Untuk  memudahkan  wisatawan  mengetahui  letak  objek  pariwisata  adalah dengan adanya peta. Peta yang dikenal selama ini berupa gambar wilayah tertentu yang dilengkapi dengan nama wilayah, jalan provinsi dan jalan kota serta batas wilayah saja. Perlu adanya sebuah peta dengan rancangan tampilan yang berbeda tapi tetap terdapat unsur – unsur yang penting dalam sebuah peta. Dalam kamus besar bahasa Indonesia rancangan berarti sebuah model atau rencana yang akan dibuat.  Sedangkan maksud berbeda disini adalah dengan menambahkan beberapa elemen seperti grafik, simbol, keterangan dan animasi yang belum pernah digunakan khususnya untuk peta Jogjakarta.
b.      Adanya sarana yang memadai.
Wisatawan akan melakukan perjalanan wisata bila terdapat hubungan antara motif melakukan wisata dengan daerah yang dituju. Sedangkan perjalanan wisata dapat dilakukan bila ada sarana untuk mencapai tempat tersebut, seperti pesawat terbang, kereta api, kapal laut dan kereta. Sarana ini tidak cukup memenuhi syarat bila di area yang menjadi Daerah Tujuan Wisata tidak dilengkapi sarana untuk keperluan hidup wisatawan selama berwisata, seperti jasa makanan dan minuman, akomodasi,  liburan, tempat perbelanjaan dan sarana tranportasi yang dapat mengantarkan ke tempat-tempat wisata yang lainnya. Agar perjalanan wisata ke Daerah Tujuan Wisata dapat terpuaskan, maka diperlukan pengemasan produk pariwisata yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan wisatawan.
Dipertegas oleh Witt dan Motinho (1994:29), sistem pariwisata menunjukkan bahwa pariwisata berada di dalam lingkungan fisik, teknologi, sosial, budaya, ekonomi dan politik. Sistem ini melibatkan dua tipe area yaitu area yang menghasilkan dan area yang menerima. Bagian dari area yang menghasilkan terdiri dari pelayanan tiket, tur operator, dan agen perjalanan, ditambah dengan pemasaran dan kegiatan promosi dari persaingan kawasan tujuan. Saluran tranportasi dan komunikasi yang menghubungkan bagian dari sistem pariwisata melalui tranportasi udara, daratan dan air yang membawa turis ke/ dan/dari adalah ketiga bagian tersebut.
c.       Daerah tujuanwisataharusmengembangkanobjekwisatanya.
Daerah Tujuan Wisata harus mengembangkan posisi bersaing produk pariwisatanya dengan Daerah Tujuan Wisata yang lainnya yang disebut menetapkan posisi. Banyak obyek dan atraksi wisata di Indonesia yang ditawarkan akan tetapi pada beberapa tempat dikeluhkan oleh Tour Leader luar negeri karena tidak ada perubahan (Yoeti:1997:58). Ini perlu diperhatikan, karena Tour Leader adalah perwakilan dari tur operator yang mempromosikan dan membawa wisatawan datang ke Daerah Tujuan Wisata. Harus disadari bahwa wisatawan melakukan perjalanan wisata ke suatu Daerah Tujuan Wisata tertentu adalah untuk mencari pengalaman-pengalaman baru, menemukan sesuatu yang aneh dan belum pernah disaksikannya. Wisatawan biasanya lebih menyukai sesuatu yang berbeda (something different) dari apa yang pernah dilihat, dirasakan, dilakukan di negara di mana biasanya ia tinggal. Yoeti (1997) menyarankan bahwa mengemas produk pariwisata harus mempertahankan keaslian lingkungan karena selalu lebih menarik daripada yang dibuat -buat. Oleh karena itu, menciptakan suatu lingkungan yang tidak asli (artificial) dari keadaan yang sebenarnya pasti tidak akan bertahan lama dan bagi promosi kepariwisataan jangka panjang tidak menguntungkan bagi Indonesia. Bukan hanya keasliannya, tetapi keseluruhan pelayanan yang diberikan kepada wisatawan hendaknya memiliki style yang beda dari yang lain tetapi tetap memuaskan wisatawan. Style produk sangat diperlukan dalam mengemas Daerah Tujuan Wisata, tujuannya ialah untuk memperbaharui dan menguasai pasar ( to re-new dan re-sell the market) sehingga dapat menjamin penjualan.
d.      Pelayanan yang baikkepadakepadawisatawan
Pengemasan fasilitas-fasilitas produk pariwisata yang baik tidak akan cukup menarik wisatawan bila tidak diberi roh. Pelayanan adalah roh yang akan menggerakkan aktivitas pariwisata sebab yang dibeli oleh wisatawan adalah pelayanan sejak dia berangkat, datang ke Daerah Tujuan Wisata dan kembali lagi ke tempat asal. Menurut Sugiarto (1999:36) pelayanan adalah tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan, tamu, klien, pasien, penumpang, dan lainnya) yang tingkat pemuasnya hanya dapat dirasakan orang yang sedang melayani maupun yang dilayani.
Terdapatduafaktorutama yang mempengaruhikualitasjasa, yaitu expected service dan perceived service. Apabilajasa yang diterimaataudirasakansesuaidengan yang diharapkan, makakualitasjasadipersepsikanbaikdanmemuaskan.Jikajasa yang diterimamelampauiharapanpelanggan, makakualitasjasadipersepsikansebagaikualitas yang ideal.Sebaliknyajikajasa yang diterimalebihrendahdaripada yang diharapkan, makakualitasjasadipersepsikanburuk.Dengandemikianbaiktidaknyakualitasjasatergantungpadakemampuanpenyediajasadalammemenuhiharapanwisatawansecarakonsisten (Tjiptono, 2002:60).


G.    KESIMPULAN
Setelah berbagai tahap yang dilakukan, dalam penelitian pariwisata yang belum diekspos di Indonesia. dapat simpulkan bahwa masyarakat di Indonesia dan masyarakat di Jogjakarta khususnya, pengetahuan mereka tentangwisata yang ada di Indonesia khususnya pantai-pantai di Jogjakarta masih banyak orang yang tidak mengetahui keberadaan pantai-pantai sekitar daerah Wonosari jogja gunung kidul dan tidak mengetahui pengaruh dari objek wisata mampu meningkatkan  penerimaan   Devisa,  pendapatan  asli  daerah  (PAD). Marilah kita menjaga tetap menjaga pariwisata yang berada di Indonesia baik yang sudah diekspos maupun yang belum diekspos supaya tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri untuk tetap berkunjung ke negara Indonesia dan melihat betapa indahnya bumi pertiwi Indonesia ini.
H.    SARAN
Marilah kita menjaga tetap menjaga pariwisata yang berada di Indonesia baik yang sudah diekspos maupun yang belum diekspos supaya tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri untuk tetap berkunjung ke negara Indonesia dan melihat betapa indahnya bumi pertiwi Indonesia ini.
Dan bagi pariwisata yang belum diekspos sebaiknya segeralah untuk diekspos sebelum dirusak oleh orang yang tidak bertangung jawab dan sebelum pariwisata tersebut menjadi rusak. Karena dengan cara mempromosikan pariwisata melalui media elektronik salah satu bukan hanya Indonesia yang terkenal karena pariwisata nya melainkan juga mampu memberikan pendapatan yang  signifikan  bagi daerahnya Di  era  otonomi dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitar tempat wisata.










DAFTAR PUSTAKA


Mahmud, amir. 2013. Mempromosikan pariwisata Indonesia. Dikases http://www.kompasiana.com/amir.mahmud/cara-mempromosikan-pariwisata-indonesia_54f90e19a33311b3038b458b. 29 Desember 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar