MEMPERKENALKAN
PARIWISATA YANG BELUM DIEKSPOS DI INDONESIA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
oleh : Nurjaetul Soleha
B.
ABSTRAK
Jurnal
ini bertujuan untuk memberi informasi tentang pariwisata yang ada di Indonesia,
khusus nya pariwisata belum diekspos di
Indonesia. Untuk itu pada jurnal ini akan membahas pengertian pariwisata,sejarah
pariwisata di Indonesia, pariwisata mampu meningkatkan penerimaan
Devisa, pendapatan asli daerah
(PAD),cara mempromosikan pariwisata, dan Fasilitas yang menunjang dalam mengekspos
tempat pariwisata.
C.
BAHAN
DAN METODE
Dalamjurnaliniataupundalampenelitiantentang pariwisata di Indonesia yang belum diekspos di
Indonesia,
penelitimenemukanbahanuntukdijadikansebagaibahanobservasimaupunbahanpenelitian.
Penelitianinimerujukkepada
pantai-pantai yang berada di Jogjakarta yang belum banyak diketahui oleh
masyarakat umum atau belum diekspos diantaranya pantai wediombo, pantai banyu
tibo, pantai ngobaran, pantai jungwok, pantai baron, dan pantai krakal.Tempatobservasidanpenelitianyaitulokasi
di Jogjakarta tidak jauh dari
pusat kota yang terletak di daerah wonosari jogja gunung kidul. Pantai-pantai
tersebut lokasi nya sangat tepat untuk dijadikan tempat wisata baru di
Jogjakarta karena pemandangannya masih asri, bagus dan masih terawat sangatlah
cocok untuk dijadikan tempat berlibur baik hanya untuk berfoto-foto maupun
bersantai dipinggiran pantai karena ombaknya pun tidak besar, namun ada
beberapa pantai yang hanya bisa dilalui dengan kendaran roda dua dan jarak dari
satu pantai ke pantai yang lainnya saling berdekatan. Dalamlokasitersebutpenelitimenghampirisalahsatupenjaga pantai yaitu pantai jungwok dan masyarakat disekitar pantai tersebut untukdijadikansebagaisampelpenelitian,
dalampenelitianinipenelitiharusmenggunakanmetodeobservasidanpengumpulan data
denganmelaluipertanyaanmaupunangket yang sudahdisiapkanolehpeneliti,
angkettersebutberhubungantentangpantai
tersebut apakah banyak dikunjungi oleh masyarakat dari luar kota maupun
masyarakat sekitar dan apakah sarana fasilitasnya cukup memadai apa tidak.
D. HASIL
Dalampenelitian yang
sudahdilakukansalah satu pantai
di Jogjakarta yaitu pantai jumgwok, yang bersempelkan/
bahan yang sudahdiwawancarasehubunganpenjaga dan masyarakat sekitar pantai, bahwahasil yang
didapatkan/ data yang didapatkanmasyarakatsekitar pantai jungwok, pengetahuantentang adanya pantai-pantai yang belum diekspos di Jogja
gunung kidul sangatlah minim masih banyak orang yang belum mengetahuinya.
E.
PENDAHULUAN
Pariwisata
merupakan kebutuhan bagi manusia untuk memanjakan dirinya setelah lelah dengan
rutinitas sehari-hari yang telah dilakukannya. Sektor
pariwisata di daerah
merupakan suatu sektor
yang penting di
dalam pembangunan daerah karena
mampu memberikan pendapatan
yang signifikan bagi daerahnya Di era
otonomi daerah masa
kini, setiap daerah
sudah bisa mengatur
sendiri PAD yang di
hasilkan dari sektor
pariwisata di daerahnya,
sehingga sektor pariwisata menjadi peran
yang sangat penting
dan strategis untuk
pembangunan di daerahnya.
Kini daerah-daerah di Indonesia
dituntut harus mampu
mengolah dan mengembangkan
sektor pariwisatanya untuk menaikkan pendapatan asli daerah nya.
Sedangkan, disisi lain masih banyak tempat wisata yang belum diekspos oleh pemerintah
daerah itu sendiri.
F. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pariwisata
Pariwisataadalahkegiatanmenyediakanjasarekreasidanusaha-
usaha lain yang berhubungandenganpariwisata,
sepertimenyediakanobjekwisatadandayatarikobjeknya, jasa pariwisata
serta sarana dan prasarana yang mendukungkegiatan.
Semua
definisi yang diutarakan para ahli diatas mengandung beberapa unsur yang pokok
yang sama yaitu :
-
Adanyaunsur travel (perjalanan),
yaitupergerakanmanusiadarisuatutempatketempat lain
-
Adanyaunsur „tinggalsementara‟ di tempat
yang bukanmerupakantempattinggal yang biasanya
-
Tujuanutamadaripergerakanmanusiatersebutbukanuntukmencaripenghidupan/pekerjaan
di tempat yang dituju.
Menurut Spillane (1994:14), kegiatan pariwisata dapat menjadi besar
disebabkan tiga hal.Pertama,
penampilan yang eksotis dari pariwisata, kedua, adanya keinginan dan kebutuhan orang modern yang disebut
hiburan waktu senggang dan ketiga,
memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa dari Negara yang dijadikan
daerah tujuan turisme. Dapat dikatakan bahwa pariwisata adalah aktivitas yang
dilibatkan oleh orang -orang yang melakukan perjalanan.
2.
Sejarahpariwisata
di Indonesia.
Kegiatan Pariwisata di
Indonesia sudah dilakukan sejak jaman dulu atau lebih tepatnya ketika masa
kerajaan. Para pejabat kerajaan diketahui sangat gemar berpetualang walaupun
daerah yang bisa dikunjungi terbatas karena terbatasnya sarana dan prasarana
pada waktu itu. Sejarah pariwisata di Indonesia sendiri dibagi menjadi tiga
periode yaitu periode masa penjajahan Belanda, periode masa pendudukan Jepang
dan periode setelah Indonesia merdeka.
PeriodeMasaPenjajahanBelanda.
Pariwisatajamaninidimulaisekitartahun 1910
setelahpemerintahBelandamendirikansejeniskantor travel yang bernama VTV
(VereenegingToesristenVerker). Seiringdenganbertambahnya volume
perdaganganantarabenuaEropadan Asia makasemakinramai pula
lalulintaskunjunganuntukmasing-masingdaerahyangmemicubermunculannyaagen-agen di
bidangpariwisatadanjugasaranapendukungnyaseperti hotel.Daerah yang paling
besarterkenaimbaskegiatanpariwisatasaatituantara lain Jakarta, Medan, Bandung,
Surabaya dan
Denpasar.PadamasapenjajahanBelandainikegiatanpariwisatahanyadilakukanolahkaumkulitputihsaja.
Periode Masa Pendudukan
Jepang. Pariwisata Indonesia masa ini bisa dikatakan tengah terpuruk karena
terjadinya perang dunia ke-2 dan pendudukan Jepang di Indonesia. Orang-orang
terutama dari kulit putih tidak antusias dan berkesempatan melakukan perjalanan
di Indonesia karena situasi yang kacau. Sarana dan prasarana seperti jalan,
jembatan, bangunan dll banyak yang rusak akibat perang dan obyek wisata juga
menjadi terbengkalai. Sementara itu bom Hiroshima dan Nagasaki juga berimbas
pada memburuknya perekonomian di Indonesia.
Periode Setelah
Indonesia Merdeka. Pada masa ini pariwisata Indonesia dihidupkan kembali dengan
tujuan untuk meningkatkan perekonomian negara. Pemerintah mendukung sepenuhnya
kegiatan pariwisata dengan mendirikan organisasi-organisasi yang bergerak di
sektor kepariwisataan. Kegairahan untuk menerjuni dunia pariwisata juga tidak
terlepas dari perkembangan teknologi informasi yang membantu persebaran
informasi mengenai pariwisata di Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi
atau IT untuk pariwisata ditandai dengan semakin banyaknya hotel-hotel
bermunculan lengkap dengan fasilitas pendukung yang canggih seperti komputer,
internet dan telepon diiringi dengan pengelolaan maskapai penerbangan yang
profesional untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan antar pulau dan dari
luar negeri. Baru pada awal tahun 1970 industri pariwisata Indonesia berkembang
pesat ditandai dengan banyaknya kunjungan wisatawan asing dan terbukanya
banyak lowongan
kerja hotel.
3.
Cara MempromosikanPariwisata Indonesia
Mempromosikan Wisata Indonesia Melalui Media Elektronik Ada 3 jenis untuk
cara ini, yaitu :
a.
Mempromosikanmelalui media elektronik film.
Dengan film yang bisa di tonton oleh seluruh masyarakat Indonesia bahkan
luar negri, maka orang akan mudah tahu seperti apa wisata Indonesia. Diluar
negri cara ini sudah banyak dilakukan untuk mempromosikan destinasi wisatanya
seperti contohnya di Amerika sana dengan filmnya What Happen in Las Vegas,
Manhattan dsb.
Dengan Indonesia meniru cara ini maka khalayak publik terutama orang luar
tidak hanya tahu bahwa wisata Indonesia bukan hanya Jawa dan Bali saja, tapi
Indonesia timur juga, seperti kepulauan raja ampat di Papua sana, Pulau Lombok,
juga indahnya Pulau Derawan di Kalimantan Timur. Memang, Indonesia pernah
melakukan hal ini dalam film Laskar Pelangi, Eat of Pray dan 5cm dan membuat
wisatawan yang datang ke Indonesia meningkat drastis, tapi pastinya akan lebih
baik lagi jika cara seperti ini konsistensikan di kelanjutkan pada film film
lain supaya wisata Indonesia semakin di kenal masyarakat luas. Semua orang
butuh hiburan, saat lelah kerja, saat hari libur dan lain sebagainya, banyak
orang suka nonton film, bioskop dan film film lainya. Sebagai promotor wisata
yang cerdas, kita bisa memanfaatkan hobi nonton mereka untuk memperlihatkan
indahnya wisata kita dalam kesenangan mereka, dengan begitu mereka bukan hanya
senang dengan film yang di tontonya tapi juga mereka bisa melihat indahnya
wisata yang kita promosikan, dengan cara tersebut kita bisa menggaet para
pengunjung untuk datang ke wisata kita.
b.
Menggunakaniklandan radio
Iklan adalah
media yang potensial sekali untuk mempromosikan wisata Indonesia. Iklan di
Radio Walaupun hanya bisa di dengar, tapi beriklan di radio memiliki potensi
yang cukup besar, karena radio kini bisa di dengar secara streaming melalui
internet, jadi misalkan saya yang ada di kota kebumen pun bisa mendengarkan
radio yang sedang di putar di jakarta sana, dengan memanfaatkan tekhnologi
internet – sosialisasi dan promosi secara meluas akan semakin mudah di lakukan.
Apalagi kini kita bisa mendengarkan radio melalui handphone promosi Secara
Online.
c.
Mempromosikandenganmemanfaatkan media internet.
Internet
adalah cara yang paling ampuh untuk mempromosikan pariwisata yang ada di
Indonesia. Di jaman teknologi seperti sekarang ini, hampir setiap orang bisa
mengakses internet, dengan memanfaatkan internet untuk promosi wisata, orang
akan semakin banyak tahu tentang wisata yang kita promosikan hanya dengan
mengetikan jari. Membuat website atau blog sekarang bukanlah hal yang sulit,
kalau memang belum bisa pastinya kita bisa belajar dulu. Ada pepatah mengatakan
“orang yang menguasai dunia adalah orang yang menguasai tekhnologi” maksudnya
dengan kita bisa memanfaatkan tekhnologi sebaik mungkin, kita bisa memudahkan
banyak pekerjaan pekerjaan kita, terutama promosi.Sekarang internet banyak di
jadikan alat untuk mencari penghasilan baik itu usaha online ataupun offline,
biaya akses internet yang semakin murah dan perangkat yang semakin mudah dan
murah di dapatkan seperti handphone, tablet, komputer , semakin memudahkan
orang untuk mengakses informasi yang di inginkan. Juga dengan jumlah pengguna
internet yang semakin tak terhitung jumlahnya, merupakan prospek bagus untuk di
jadikan market potensial untuk wisata yang kita promosikandengan cara seperti
ini, promosi akan lebih terbantu untuk tempat wisata khususnya yang ada di
daerah daerah yang belum diekspos.
4.
Pariwisatamempunyaiperan yang
cukupstrategisdalampembangunanperekonomianterutamadalammeningkatkanpenerimaanDevisa, pendapatanaslidaerah (PAD).
Pariwisata mempunyai
peran yang cukup
strategis dalam pembangunan
perekonomian terutama dalam meningkatkan
penerimaan Devisa, pendapatan
asli daerah (PAD)
dan masyarakat, memberikan peluang
dan kesempatan bekerja
hingga akhirnya meningkatkan. kesejahteraan masyarakat.
Dari situ terlihat
bahwa sektor pariwisata
mampu untuk mendongkrak perkembangan
ekonomi suatu daerah melalui usaha-usaha yang termasuk dalam industripariwisata.
Dampakekonomibagidestinasiwisatabisaberupapendapatanberupapajak, sumbermatapencaharian, penyerapantenagakerja, multiplier-effect, pemanfaatanfasilitaspariwisata,
bersamadenganmasyarakatlokaldansebagainyapariwisatamerupakansuatusistemsepertijaringlaba-laba yang
salingterkaitantarasatubidangdenganbidang yang lainnya,
tetapidapatdilihatbahwakuncipenggeraknyaadalahwisatawan yang
datangkesuatudaerahtersebut.
5.
Fasilitas
yang menunjang dalam mengekspos tempat pariwisata.
a.
Peta
Untuk
memudahkan wisatawan mengetahui letak objek
pariwisata adalah dengan adanya peta. Peta yang dikenal selama ini
berupa gambar wilayah tertentu yang dilengkapi dengan nama wilayah, jalan
provinsi dan jalan kota serta batas wilayah saja. Perlu adanya sebuah peta
dengan rancangan tampilan yang berbeda tapi tetap terdapat unsur – unsur yang
penting dalam sebuah peta. Dalam kamus besar bahasa Indonesia rancangan berarti
sebuah model atau rencana yang akan dibuat. Sedangkan maksud berbeda disini
adalah dengan menambahkan beberapa elemen seperti grafik, simbol, keterangan
dan animasi yang belum pernah digunakan khususnya untuk peta Jogjakarta.
b.
Adanya
sarana yang memadai.
Wisatawan
akan melakukan perjalanan wisata bila terdapat hubungan antara motif melakukan
wisata dengan daerah yang dituju. Sedangkan perjalanan wisata dapat dilakukan
bila ada sarana untuk mencapai tempat tersebut, seperti pesawat terbang, kereta
api, kapal laut dan kereta. Sarana ini tidak cukup memenuhi syarat bila di area
yang menjadi Daerah Tujuan Wisata tidak dilengkapi sarana untuk keperluan hidup
wisatawan selama berwisata, seperti jasa makanan dan minuman,
akomodasi, liburan, tempat perbelanjaan dan sarana tranportasi yang
dapat mengantarkan ke tempat-tempat wisata yang lainnya. Agar perjalanan wisata
ke Daerah Tujuan Wisata dapat terpuaskan, maka diperlukan pengemasan produk
pariwisata yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan wisatawan.
Dipertegas
oleh Witt dan Motinho (1994:29), sistem pariwisata menunjukkan bahwa pariwisata
berada di dalam lingkungan fisik, teknologi, sosial, budaya, ekonomi dan
politik. Sistem ini melibatkan dua tipe area yaitu area yang menghasilkan dan
area yang menerima. Bagian dari area yang menghasilkan terdiri dari pelayanan
tiket, tur operator, dan agen perjalanan, ditambah dengan pemasaran dan
kegiatan promosi dari persaingan kawasan tujuan. Saluran tranportasi dan
komunikasi yang menghubungkan bagian dari sistem pariwisata melalui tranportasi
udara, daratan dan air yang membawa turis ke/ dan/dari adalah ketiga bagian
tersebut.
c. Daerah
tujuanwisataharusmengembangkanobjekwisatanya.
Daerah
Tujuan Wisata harus mengembangkan posisi bersaing produk pariwisatanya dengan
Daerah Tujuan Wisata yang lainnya yang disebut menetapkan posisi. Banyak obyek
dan atraksi wisata di Indonesia yang ditawarkan akan tetapi pada beberapa
tempat dikeluhkan oleh Tour Leader luar negeri karena tidak ada
perubahan (Yoeti:1997:58). Ini perlu diperhatikan, karena Tour
Leader adalah perwakilan dari tur operator yang mempromosikan
dan membawa wisatawan datang ke Daerah Tujuan Wisata. Harus disadari bahwa
wisatawan melakukan perjalanan wisata ke suatu Daerah Tujuan Wisata tertentu
adalah untuk mencari pengalaman-pengalaman baru, menemukan sesuatu yang aneh
dan belum pernah disaksikannya. Wisatawan biasanya lebih menyukai sesuatu yang
berbeda (something different) dari apa yang pernah dilihat, dirasakan,
dilakukan di negara di mana biasanya ia tinggal. Yoeti (1997) menyarankan bahwa
mengemas produk pariwisata harus mempertahankan keaslian lingkungan karena
selalu lebih menarik daripada yang dibuat -buat. Oleh karena itu, menciptakan
suatu lingkungan yang tidak asli (artificial) dari keadaan yang sebenarnya
pasti tidak akan bertahan lama dan bagi promosi kepariwisataan jangka panjang tidak
menguntungkan bagi Indonesia. Bukan hanya keasliannya, tetapi keseluruhan
pelayanan yang diberikan kepada wisatawan hendaknya
memiliki style yang beda dari yang lain tetapi tetap memuaskan
wisatawan. Style produk sangat diperlukan dalam mengemas Daerah
Tujuan Wisata, tujuannya ialah untuk memperbaharui dan menguasai pasar
( to re-new dan re-sell the market) sehingga dapat menjamin penjualan.
d.
Pelayanan yang
baikkepadakepadawisatawan
Pengemasan
fasilitas-fasilitas produk pariwisata yang baik tidak akan cukup menarik
wisatawan bila tidak diberi roh. Pelayanan adalah roh yang akan menggerakkan
aktivitas pariwisata sebab yang dibeli oleh wisatawan adalah pelayanan sejak
dia berangkat, datang ke Daerah Tujuan Wisata dan kembali lagi ke tempat asal.
Menurut Sugiarto (1999:36) pelayanan adalah tindakan yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan, tamu, klien, pasien,
penumpang, dan lainnya) yang tingkat pemuasnya hanya dapat dirasakan orang yang
sedang melayani maupun yang dilayani.
Terdapatduafaktorutama
yang mempengaruhikualitasjasa, yaitu expected
service dan perceived service. Apabilajasa yang
diterimaataudirasakansesuaidengan yang diharapkan,
makakualitasjasadipersepsikanbaikdanmemuaskan.Jikajasa yang diterimamelampauiharapanpelanggan,
makakualitasjasadipersepsikansebagaikualitas yang ideal.Sebaliknyajikajasa yang
diterimalebihrendahdaripada yang diharapkan,
makakualitasjasadipersepsikanburuk.Dengandemikianbaiktidaknyakualitasjasatergantungpadakemampuanpenyediajasadalammemenuhiharapanwisatawansecarakonsisten
(Tjiptono, 2002:60).
G.
KESIMPULAN
Setelah berbagai tahap
yang dilakukan, dalam penelitian pariwisata yang belum diekspos di Indonesia.
dapat simpulkan bahwa masyarakat di Indonesia dan masyarakat di Jogjakarta
khususnya, pengetahuan mereka tentangwisata yang ada di Indonesia khususnya pantai-pantai
di Jogjakarta masih banyak orang yang tidak mengetahui keberadaan pantai-pantai
sekitar daerah Wonosari jogja gunung kidul dan tidak mengetahui pengaruh dari
objek wisata mampu meningkatkan
penerimaan Devisa, pendapatan
asli daerah (PAD). Marilah kita menjaga tetap menjaga
pariwisata yang berada di Indonesia baik yang sudah diekspos maupun yang belum
diekspos supaya tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan baik dalam negeri
maupun luar negeri untuk tetap berkunjung ke negara Indonesia dan melihat
betapa indahnya bumi pertiwi Indonesia ini.
H.
SARAN
Marilah
kita menjaga tetap menjaga pariwisata yang berada di Indonesia baik yang sudah
diekspos maupun yang belum diekspos supaya tetap menjadi daya tarik bagi
wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri untuk tetap berkunjung ke negara
Indonesia dan melihat betapa indahnya bumi pertiwi Indonesia ini.
Dan
bagi pariwisata yang belum diekspos sebaiknya segeralah untuk diekspos sebelum
dirusak oleh orang yang tidak bertangung jawab dan sebelum pariwisata tersebut
menjadi rusak. Karena dengan cara mempromosikan pariwisata melalui media
elektronik salah satu bukan hanya Indonesia yang terkenal karena pariwisata nya
melainkan juga mampu memberikan pendapatan yang
signifikan bagi daerahnya Di era
otonomi dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitar
tempat wisata.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, amir. 2013.
Mempromosikan pariwisata Indonesia.
Dikases http://www.kompasiana.com/amir.mahmud/cara-mempromosikan-pariwisata-indonesia_54f90e19a33311b3038b458b.
29 Desember 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar