MANFAAT
SHALAT BAGI KESEHATAN MANUSIA
oleh : Husen Asibti
A.
Abstraksi
Shalat menurut bahasa berarti doa.
Menurut Istilah ahli fiqih berarti:Perbuatan (gerak), dan perkataan yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu.
Shalat merupakan ibadah yang palingfundamental dalam Islam. Khususnya Shalat
Fardhu lima kali sehari semalamyang tak boleh
ditinggalkan.
Shalat lima waktu adalah salah
satu kewajiban bagi umat Islam. Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan
utama di akhirat nanti, tetapi ternyata gerakan–gerakan shalat adalah gerakan
paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sisi medis, shalat
adalah gudangnya obat dari berbagai macam penyakit.
Selama ini shalat yang dilakukan
lima kali sehari oleh umat Islam, sebenarnya telah memberikan investasi
kesehatan yang cukup besar bagi yang melakukan shalat tersebut. Gerakan sholat
sampai dengan salam memiliki makna yang luar biasa baik untuk kesehatan fisik,
mental bahkan keseimbangan spiritual dan emosional. Tetapi sayang hanya sedikit
dari umat Islam yang memahaminya.
A.
Pendahuluan
Shalat
merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan harus
dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan.
Shalat
merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi
(tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat
,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia
meruntuhkan agama (Islam).
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.
Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari – hari.
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.
Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari – hari.
Shalat
ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi
gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan
dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis pnyakit.
Allah,
Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaanNya,
khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, tetapi
juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa,
perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para
medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk
kesehatan diri dan pasien mereka.
Begitu pula dengan shalat.
Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur
tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun mempunyai manfaat
masing-masing.
B.
Kajian
Pustaka
1.
Shalat
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin
yang sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam
perjalanan.
Shalat
merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi
(tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat
,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia
meruntuhkan agama (Islam).
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.
Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari – hari.
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.
Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari – hari.
a.
Dalil/hadist
tentang shalat
اَقِيْمُوا
الصَّلوةَ، اِنَّ الصَّلوةَ كَانَتْ عَلَى اْلمُؤْمِنِيْنَ كِتَابًا مَوْقُوْتًا.
النساء: 103
Maka dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu
adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
[QS. An-Nisaa' : 103]
Dari ‘Abdullah
bin ‘Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu terdiri atas lima
rukun. Mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan sesungguhnya
Muhammat itu adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
hajji ke Baitullah dan puasa Ramadlan. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam
Nailul Authar juz 1, hal. 333]
Dari Jabir, ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda, “(Yang membedakan) antara seseorang dan
kekufuran adalah meninggalkan shalat”. [HR. Jama’ah, kecuali Bukhari dan
Nasai, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 340]
Dari Buraidah
RA, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Perjanjian antara kami
dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia
telah kufur”. [HR. Khamsah, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 343]
Dari Thalhah bin
‘Ubaidillah, bahwa seorang Arab gunung datang kepada Rasulullah SAW dalam
keadaan rambutnya kusut, lalu ia bertanya, “Ya Rasulullah, beritahukanlah
kepadaku, apa yang Allah wajibkan kepadaku dari shalat ?”. Beliau bersabda, “Shalat-shalat
yang lima, kecuali kamu mau melakukan yang sunnah”. Ia bertanya,
“Beritahukanlah kepadaku, apa yang Allah wajibkan kepadaku dari puasa ?”.
Beliau SAW bersabda, “Puasalah bulan Ramadlan, kecuali kamu mau
melakukan yang sunnah”. Ia bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku, apa yang
Allah wajibkan kepadaku dari zakat ?’. Thalhah berkata : Lalu Rasulullah SAW
memberitahukan kepadanya tentang syariat-syariat Islam seluruhnya. Lalu orang
Arab gunung itu berkata, “Demi Allah yang telah memuliakan engkau, saya tidak
akan menambah sesuatu dan tidak akan mengurangi sedikitpun dari apa-apa yang
telah diwajibkan oleh Allah kepada saya”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Pasti
ia akan bahagia, jika benar. Atau pasti ia akan masuk surga jika benar
(ucapannya)”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal.
335]
Dari Abu
Hurairah, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya pertama-tama
perbuatan manusia yang dihisab pada hari qiyamat, adalah shalat wajib. Maka
apabila ia telah menyempurnakannya (maka selesailah persoalannya). Tetapi
apabila tidak sempurna shalatnya, dikatakan (kepada malaikat), “Lihatlah dulu,
apakah ia pernah mengerjakan shalat sunnah ! Jika ia mengerjakan shalat sunnah,
maka kekurangan dalam shalat wajib disempurnakan dengan shalat sunnahnya”.
Kemudian semua amal-amal yang wajib diperlakukan seperti itu”. [HR. Khamsah,
dalam Nailul Authar juz 1, hal. 345]
2.
Kesehatan
Seabad yang lalu, istilah kesehatan dipakai hanya untuk makna
"tiadanya penyakit atau pun luka". Lalu pada tahun 1948, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), yang baru saja didirikan sebagai unit kesehatan global
dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, meluncurkan definisi yang sangat baru terhadap
istilah "kesehatan", yaitu "keadaan bugar secara fisik, mental,
dan sosial yang lengkap, dan bukan hanya tiadanya penyakit atau pun kelemahan". Pandangan menyeluruh terhadap
kesehatan ini mengakui bahwa pada orang yang sehat, berbagai dimensi kehidupan
itu berjalan secara serasi.
Walau definisi kesehatan ala WHO itu telah diterima luas selama puluhan
tahun, sebagian peneliti berkeberatan terhadap konsep kebugaran "yang
lengkap"; sebagian peneliti pun berpendapat bahwa definisi tersebut kurang
praktis. Pada tahun 1986, di Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, WHO menawarkan konteks berikut ini
untuk definisinya terhadap kesehatan:
Untuk mencapai keadaan bugar secara fisik, mental, dan sosial yang
lengkap, seorang individu atau suatu kelompok harus mampu mengidentifikasi dan
mewujudkan cita-cita, memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau pun menghadapi
lingkungannya. Karenanya, kesehatan itu dipandang sebagai sumberdaya untuk
kehidupan sehari-hari.
Penekanan pada kesehatan sebagai sumberdaya itu memudahkan kita untuk
lebih memandang kesehatan sebagai proses aktif daripada sebagai keadaan yang
stabil. Hal ini berlaku pula untuk sebuah konsep yang terkait erat, yaitu kebugaran (wellness). Sebagian otoritas kesehatan
masyarakat memandang kebugaran sebagai keadaan ketika kita menyadari potensi
kita sepenuh-penuhnya sebagai individu dan sebagai anggota komunitas kita.
Namun sebagian lainnya memandang kebugaran sebagai proses penentuan pilihan
secara aktif untuk mencapai kesehatan optimal. Orang-orang yang tingkat
kebugarannya tinggi itu senantiasa mengambil keputusan yang menjunjung tinggi
kesehatan di berbagai bidang kehidupan mereka. Di sisi lain, rendahnya tingkat
kebugaran disebabkan oleh putusan-putusan buruk yang meningkatkan risiko
penyakit, luka, cacat, dan mati dini.
C.
Analisis
Data dan Pembahasan
Shalat
ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi
gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan
dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis penyakit.
Ibadah
shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh
manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun mempunyai manfaat masing-masing.
Misalnya:
1.
Takbiratul
Ihram
Berdiri
tegak, mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya di depan perut
atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah,
getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak
memungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua
tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancer.
Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap
ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh
bagian atas.
2.
Ruku’
Ruku’
yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan
segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus
dengan tulang belakang. Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan
posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh
dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal
pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk
merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana
latihan bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.
3.
I’tidal
Bangun
dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi
telinga. I’tidal merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud.
Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan.
Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami
pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu memberi efek melancarkan
pencernaan.
4.
Sujud
Menungging
dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Posisi
sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posis
jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke
otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu,
sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi
kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan
wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa
bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
5.
Duduk
di antara sujud
Duduk
setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal) dan tawarru’
(tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. pada saat
iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus
Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering
menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi
pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria
(prostate) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi
seperti ini mampu mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy
dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian
relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan
kekuatan organ-organ gerak kita.
6.
Salam
Gerakan
memutar kepala ke kanan dank e kiri secara maksimal. Salam bermanfaat untuk
bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan
aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan
kulit wajah.
Gerakan
sujudtergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia meneundukkan diri
serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut
pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut
pandang psikologis) yang di dalami Prof. Soleh, gerakan ini mengantarkan
manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan
melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk
menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas
kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak
mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan
kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan
kecerdasan seseorang.
Setiap
inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal.
Darah tidk akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang
sujud dalam shalat. Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat
tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti
waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.
Riset
di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat.
Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri
masuk Islam setelah diamdiam melakukan riset pengembangan khusus mengenai
gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip
gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk
melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat
dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak
menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.
Sujud adalah
latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh
bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi
terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggan wanita. Payudara
tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar
air susu di dalamnya.
Masih
dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah otot-otot
perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat
pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini melatih
organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lamayang
membantu dalam proses persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan
pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut
telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini
justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat
mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali
(fiksasi).
Setelah
melakukan sujud, kita melakukan gerakan duduk. Dalam shalat terdapat dua jenis
duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir). Hal terpenting
adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, di daerah
ini terdapat tiga liang yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran,
dan saluran kemih. Saat tawarru’, tumit kaki kiri harus menekan daerah
perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit
kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri
akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang
memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
Pada
dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh
lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara
rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun
berlangsung dengan lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.
Menurut
penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul “Pengaruh
Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh
Imonologik: Suatu Pendekatan Neuroimunologi” dengan desertasi itu, Soleh
berhasil meraih gelar doctor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pasca
sarjana Universitas Surabaya yang dipertahankannya beberapa waktu lalu.
Shalat
tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat tambahan (sunah muakkad), tetapi
jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker.
Secara medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh
(imunologi) khususnya pada imunoglobin M, G, A, dan limfositnya yang berupa
persepsi serta motivasi positif. Selain itu, juga dapat mengefektifkan
kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.
Selama
ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. Namun,
sebetulnya permasalahan ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran.
Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara
kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol dengan parameter kondisi tubuh.
Pada kondisi normal, jumlah kortisol pada pagi hari normalnya antra 38-690
nmol/liter. Sedangkan pada malam hari atau setelah pukul 24.00, jumlah ini
meningkat menjadi 69-345 nmol/liter.
“Kalau
jumlah hormone kortisolnya normal, dapat diindikasikan bahwa orang tersebut tidak
ikhlas karena merasa tertekan. Demikian juga sebaliknya,” ujarnya seraya
menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama
Islam semata-mata dogma atau doktrin.
Menurut
Dr. Soleh, orang stress biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan
infeksi. Dengan melakukan tahajud secara rutin dan disertai perasaan ihklas
serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respon imun yang baik serta besar
kemungkinan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Berdasarkan perhitungan
medis, shalat tahajud yang demikian menyebabkan seseorang memiliki ketahanan
tubuh yang baik.
D.
Simpulan
Dan Saran
1.
Simpulan
Shalat adalah ibadah
yang wajib dilakukan oleh setiap umat muslim, melakukan shalat semata karena
mengharapkan ridho dari Sang pencipta. Tidak hanya pahala akherat yang didapat
dalam melaksanakan shalat tetapi dari segi kesehatanpun shalat sangat bermanfaat. Begitulah cara
allah saying terhadap hambaNya, tidak ada segala yang allah ciptakan dan
perintahkan di muka bumi ini yang sia sia, setiap yang diperintahkan/
diciptakan semua bermanfaat bagi manusia. Subhanallah!
2. Saran
Dari pembahasan diatas penulis menyarankan khususnya
untuk pribadi penulis dan umumnya untuk semua muslim di dunia
a. Lakukanlah
shalat (bagi muslim) karena shalat itu wajib
b. Lakukanlah
shalat karena amal yang akan dipertanggung jawabkan pertama kali di akherat
nanti adalah shalat
c. Lakukanlah
shalat karena di dalam shalat banyak manfaat terutama bagi kesehatan manusia
semuanya tidak lain manfaatnya untuk kita sendiri
d. Tidaklah
yang lebih baik yang menulis atau yang menbaca jurnal ini melainkan yang lebih
baik adalah bagi mereka yang mengamalkannya.
E.
Daftar
Pustaka
assalamualaikum wr. wb
BalasHapusMohon maaf, saya mau bertanya. Apakah ada jurnal yang berisi tentang manfaat waktu (5 waktu) dalam sholat dengan kesehatan?
Terimakasih
wassalamualaikum wr. wb
terimakasih
BalasHapus