Jumat, 08 Januari 2016

FENOMENA PEMAKAIAN HIJAB MONOKROMATIK SEBAGAI BENTUK PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS WIRALODRA




 FENOMENA PEMAKAIAN HIJAB MONOKROMATIK SEBAGAI BENTUK PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS WIRALODRA

Oleh : Linda Ayu Lestari
Abstrak: Fesyen menjadi bagian yang tak terlepaskan dari penampilan dan gaya keseharian. Fesyen tak melulu soal baju, tas dan aksesoris. Fesyen dapat juga berupa benda yang menjadi pelengkap dalam berbusana, salah satunya hijab. Tren fesyen berhijab tahun 2015 sungguh marak di kalangan masyarakat, khususnya mahasiswa. Fesyen hijab berupa motif monokromatik kian digandrungi. Pemakai paling banyak hijab monokromatik ini ialah mahasiswa, dimana sebagian besar mahasiswa mengenakan hijab untuk penampilan kesehariannya. Melalui penggunaan hijab monokromatik ini, tentu saja mahasiswa harus merogoh kocek yang lumayan untuk dapat mengoleksi sekian banyaknya motif hijab monokromatik yang beredar di pasaran. Untuk memiliki hijab monokromatik ini, kebanyakan mahasiswa tidak perlu keliling pasar untuk membelinya, cukup dengan bermodal ponsel canggih, mereka dapat dengan mudah berbelanja via internet. Mahasiswa merupakan kalangan yang sangat dekat dengan akses internet. Melalui internet, mahasiswa dapat mencari dan mengikuti informasi mengenai gaya dan fesyen terkini. Dari sekian banyak mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah diteliti, mereka dapat membeli hijab monokromatik dari 2-5pcs setiap bulannya. Hal itu menunjukkan bahwa pemakaian hijab di kalangan mahasiswa bukan lagi bermakna hijab, melainkan merupakan cara untuk manmpilkan diri melalui gaya berbusana. Sehingga, dapat dikatakan, fenomena pemakaian hijab monokromatik merupakan bentuk perilaku konsumtif yang banyak dilakukan mahasiswa di tahun 2015.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Adapun temuan yang dapat dikemukakan di sini meliputi hal-hal berikut: Fesyen hijab mengacu pada suatu penampilan yang menunjukkan identitas seseorang, bukan untuk berhijab karena Allah, dan jika mengacu pada kebutuhan, maka orientasinya lebih pada kebutuhan untuk ditampilkan pada orang lain, dan dampaknya dapat berupa perilaku konsumtif yang akan menjadi suatu kebiasaan.
Kata kunci: Hijab monokromatik, mahasiswa, perilaku konsumtif.







KATA PENGANTAR
            Pada akhirnya, jurnal ini telah diselesaikan dengan tepat waktu. Terima kasih kepada Allah SWT., yang berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan jurnal ini dengan sebaik mungkin. Terima kasih juga kepada dosen mata kuliah Panduan Penelitian Karya Ilmiah, Ibu Eny Tarsinih, M. Pd. yang telah membimbing dalam pembelajaran di kelas. Jurnal ini tidak akan selesai tanpa pihak-pihak yang turut berkontribusi dalam pembuatan jurnal ini. Terima kasih pula kepada teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kontribusinya sebagai bahan penelitian dalam jurnal Fenomena Pemakaian Hijab Monokromatik Sebagai Bentuk Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Wiralodra.  Karena pada dasarnya, mahasiswa lah yang paling dekat dengan akses informasi dan gaya berbusana di kalangan masyarakat.
            Adapun harapan penulis melalui jurnal ini adalah kelak dapat memberikan sebuah pengalaman baru kepada para pembaca, sehingga jurnal yang telah ditulis dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam jurnal ini, sehingga segala bentuk kritik dan saran akan dapat diterima dengan lapang dada.

Indramayu,   Desember 2015.







DAFTAR ISI
Abstrak………………………………………………………….      ii
Kata Pengantar…………………………………………………..     iii
Daftar Isi……………………………………………………….        iv
BAB Pendahuluan
Latar Belakang Masalah……………………………………….        1
Rumusan Masalah………………………………………………       3
Tujuan Pembahasan…………………………………………….       3
Landasan Teori…………………………………………………..     4
Sumber Data…………………………………………………….      5
Metode dan Teknik Penelitian………………………………..          6
BAB Pembahasan
Alasan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Memakai Hijab Monokromatik
di Lingkungan Kampus…………………………………………      7
Besarnya Jumlah Biaya Untuk Belanja
Hijab Monokrom Setiap Bulan……………………………….          8
Mengetahui Ragam Bentuk Motif Hijab Monokrom
yang Dipakai oleh Mahasiswa Prodi PBSI
Universitas Wiralodra…………………………………………         9
BAB Simpulan dan Saran
Simpulan…………………………………………………….            12
Saran…………………………………………………………           12
Daftar Pustaka…………………………………………………        13
Biografi Penulis………………………………………………          14


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Hijab merupakan salah satu simbol ketaatan bagi seorang muslimah terhadap syariat agama islam. Dalam penggunaannya pun telah diatur sedemikian rupa dalam kitab suci Al Quran, yang mana dalam mengenakan hijab tidak boleh transparan, tidak memperlihatkan lekuk tubuh, sederhana dan tidak mencolok. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, pengaruh modernisasi pun tidak dapat ditolak dan mampu mempengaruhi penggunaan hijab bagi perempuan muslimah, khususnya mempengaruhi cara berpakaian dan penggunaan hijab bagi wanita muslimah. Jika dulu hijab hanyalah sebuah kain polos, berwarna gelap dan dinilai tidak dapat mengikuti perkembangan zaman. Namun tampil cantik dan modis dengan gaya elegan dan feminim sekarang dapat dinikmati dengan balutan busana muslimah.
Anak muda sekarang banyak menggemari tren busana muslimah. Para mahasiswa perempuan banyak yang mengenakan hijab saat di kampus, dan mereka tidak ragu lagi untuk mengenakan hijab sebagai busana keseharian mereka. Hijab merupakan salah satu item fesyen yang banyak dikenakan masyarakat di Indonesia. Model hijab dapat berupa hijab paris, pashmina, segi empat, maupun hijab instan yang praktis dikenakan. Sedangkan motif hijab yang popular di tahun 2015 adalah motif hijab monokromatik atau monokrom. Monokromatik berasal dari kata mono atau tunggal, dan chrome berarti warna. Jika diartikan, monokromatik adalah perpaduan warna fesyen dalam satu warna yang memiliki intensitas yang berbeda. Sederhananya, monokromatik adalah tingkatan warna hitam dan putih yang diantaranya terdapat warna abu-abu, silver dan lain sebagainya. Bisa dibilang, warna monokromatik adalah warna yang harmonis.
Penggunaan hijab dengan nuansa motif monokromatik di kalangan mahasiswa merupakan salah satu upaya untuk mengikuti tren yang sedang popular di dunia fesyen, yang tanpa disadari, upaya mengikuti tren tersebut


dapat dikatakan sebagai bentuk perilaku konsumtif, khususnya di kalangan mahasiswa. Dapat kita bayangkan, jika tren itu semakin meluas, keinginan manusia untuk mengikuti tren tersebut akan semakin menggebu-gebu.
Dari fenomena yang didapat oleh peneliti melalui kuesioner terbuka, observasi dan wawancara terhadap beberapa mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Wiralodra tentang kebiasaannya berbelanja hijab monokrom dan mengenakannya di kampus, dapat dijadikan sebuah studi kasus mengenai fenomena pemakaian hijab monokromatik sebagai bentuk perilaku konsumtif terhadap mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Wiralodra Indramayu.
Perilaku konsumtif merupakan tindakan seorang membeli suatu barang tanpa adanya pertimbangan yang masuk akal di mana seorang tersebut dalam membeli suatu barang tidak didasarkan pada faktor kebutuhan (Sumartono, 2002).
Menurut Lina & Rosyid (1997) aspek-aspek perilaku konsumtif adalah
a.       Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)
Aspek ini menunjukkan bahwa seorang remaja berperilaku membeli semata-mata karena didasari oleh hasrat yang tiba-tiba atau keinginan sesaat, dilakukan tanpa terlebih dahulu memepertimbangkannya, tidak memikirkan apa yang akan terjadi kemudian dan biasanya bersifat emosional.
b. Pemborosan
Perilaku konsumtif sebagai salah satu perilaku yang menghambur-hamburkan banyak dana tanpa didasari adanya kebutuhan yang jelas. Boros adalah membelanjakan sesuatu tidak pada tempatnya ataupun melebihi ukuran yang semestinya.
c. Mencari kesenangan (Non rational buying)
Suatu perilaku di mana konsumen membeli sesuatu yang dilakukan semata-mata untuk mencari kesenangan. Salah satu yang dicari adalah kenyamanan fisik di mana para remaja dalam hal ini dilatarbelakangi oleh sifat remaja yang akan merasa senang dan nyaman ketika dia memakai barang yang dapat membuatnya lain daripada yang lain, dan membuatnya merasa trendy.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini:
“Fenomena Pemakaian Hijab Monokromatik sebagai Bentuk Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Wiralodra."

2.1  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)      Apakah alasan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Wiralodra memakai hijab monokromatik di lingkungan kampus?
2)      Berapakah besar biaya yang dikeluarkan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Wiralodra yang telah diobservasi untuk berbelanja hijab monokrom setiap bulannya?
3)      Bagaimanakah ragam bentuk motif pemakaian hijab monokrom yang dipakai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Wiralodra?

3.1  Tujuan Pembahasan
1)      Menggali fenomena pemakaian hijab monokromatik yang popular di kalangan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Wiralodra,
2)      Mengobservasi besarnya jumlah biaya yang dikeluarkan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Wiralodra  untuk berbelanja hijab monokromatik setiap bulannya,
3)      Mengetahui ragam bentuk motif hijab monokrom yang dipakai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Wiralodra melalui pemakaian hijab monokrom di lingkungan kampus.

4.1  Landasan Teori
Hijab merupakan tren busana yang banyak dipakai masyarakat Indramayu, baik dari kalangan muda sampai yang tua. Sebagian besar masyarakat pemakai hijab di Indonesia, khususnya di Indramayu, sudah dibiasakan mengenakan hijab sedari usia dini, seperti kelas sekolah dasar, hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, seperti di jenjang perkuliahan.
Di Universitas Wiralodra, persentase mahasiswa putri yang mengenakan hijab untuk tampilan busana di lingkungan kampus mencapai hampir 95%, kecuali untuk mahasiswa puteri yang Non-muslim. Untuk Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sendiri, hampir secara keseluruhan, mahasiswa puterinya mengenakan hijab. Hal itu dikarenakan sudah merupakan aturan yang berlaku di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, kecuali untuk mahasiswa yang Non-muslim.
Pemakaian hijab di lingkungan Prodi PBSI ini, berangsur-angsur berubah menjadi bukan lagi sebuah aturan, melainkan sebuah tren untuk berlomba-lomba menjadi hijabers (istilah untuk pemakai hijab) yang paling trendy di antara teman-temannya yang lain. Untuk itu, pemakaian hijab di lingkungan Prodi PBSI Universitas Wiralodra merupakan suatu bentuk fenomena baru yang menghasilkan warna-warna, motif, dan model hijab yang sedang popular di tahun 2015.
Adapun model, warna dan corak/motif dari hijab itu adalah hijab dengan nuansa monokromatik yang  tengah banyak digandrungi kalangan mahasiswa. Bahkan, beberapa mahasiswa bukan hanya sebagai pemakai, melainkan penjual hijab monokromatik yang dapat meraup untung banyak dari fenomena pemakaian hijab monokromatik itu sendiri.
Peneliti telah menyebar kuesioner, melakukan observasi dan wawancara kepada mahasiswa yang gemar memakai hijab dengan motif monokromatik. Wawancara dapat berupa pertanyaan mengenai alasan mereka mengenakan hijab monokromatik, kemudian berapa besar jumlah biaya yang mereka keluarkan dalam sekali belanja hijab, dan lain-lain. Selain melakukan wawancara kepada mahasiswa pemakai hijab monokromatik, peneliti juga melakukan wawancara kepada mahasiswa yang berperan sebagai penjual hijab yang sedang popular tersebut. Harga dari hijab monokromatik ini berkisar antara Rp. 35.000 -  45.000,-. Dapat dibayangkan, jika mahasiswa pemakai hijab monokromatik itu membeli 2-4pcs hijab dalam satu bulannya, berapa banyak jumlah uang yang mereka keluarkan untuk tampil trendy, atau yang orang-orang pengguna Instagram menyebutnya sebagai kekinian. Bentuk kekinian ini memaksa para mahasiswa terus-menerus membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan dan sudah banyak mereka miliki. Hal ini berdampak pada situasi di mana mahasiswa dihadapkan kepada perilaku boros, atau dapat juga disebut dengan perilaku konsumtif.
Ancok (1995) menjelaskan bahwa perilaku konsumtif seseorang ialah perilaku yang tidak lagi membeli barang yang benar-benar dibutuhkan, tetapi membeli barang hanya semata-mata untuk membeli dan mencoba produk, walau sebenarnya tidak memerlukan produk tersebut.
Faktor yang mempengaruhi perilaku membeli menurut Kotler (2003:183-206 dalam Suhari, 2008) terdiri dari :
1)      Kebudayaan yang terdiri dari : budaya, sub budaya dan kelas sosial.
2)      Sosial yang terdiri dari: kelompok acuan, keluarga, peran dan status.
3)      Personal yang terdiri dari: usia dan siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.
4)      Psikologi yang terdiri dari: motivasi, persepsi, proses belajar, proses belajar, kepercayaan dan sikap.

5.1  Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel 20 (dua puluh) mahasiswa puteri Prodi PBSI Universitas Wiralodra. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner, observasi dan wawancara. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini ialah purposive sampling.

6.1  Metode dan Teknik Penelitian
Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data dari responden maka peneliti menggunakan metode kuesioner, wawancara sebagai metode penggali data dan observasi sebagai metode pelengkap.
           





















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis dan Pembahasan
2.1.1 Alasan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Memakai Hijab Monokrom di Lingkungan Kampus
            Pemakaian hijab monokrom tahun 2015 di lingkungan kampus Universitas Wiralodra digambarkan sebuah fenomena fesyen yang marak di kalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa Prodi PBSI. Banyak alasan mengenai pemilihan motif monokrom seperti pemilihan pada motif polkadot, zig-zag, garis-garis hitam putih, abstrak, etnik, motif animal leopard, zebra, dan lain-lain.



Dari hasil kuesioner terbuka yang diberikan kepada informan, informan yang memakai hijab monokrom dengan alasan mengikuti mode dengan persentase 50%, sedangkan yang beralasan untuk ikut-ikutan teman persentasenya 25%, untuk yang beralasan tampil cantik 20%, dan 5% yang memilih alasan untuk kebutuhan. Dari diagram di atas, kita sudah dapat menyimpulkan bahwa value kebutuhan di sini hanya 5%, itu artinya pemakaian hijab monokrom pada mahasiswa Prodi PBSI Universitas Wiralodra sebagian besar hanya mengikuti mode, yang mana mode di sini bersifat sebagai pengakuan--- kiranya apabila mereka memakai hijab monokrom, mereka telah dianggap mengikuti mode berbusana/berhijab di tahun 2015.
            Secara etimologi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mode merupakan bentuk nomina yang bermakna ragam cara atau bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu (tata pakaian, potongan rambut, corak hiasan, dan sebagainya). Thomas Carlyle mengatakan, “Pakaian adalah perlambang jiwa. Pakaian tak bisa dipisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia.”.
            Dari pengertian KBBI di atas, corak monokrom yang sekarang menjadi mode hijab tahun 2015 sudah merupakan identitas bagi pemakainya. Mahasiswa Prodi PBSI Universitas Wiralodra mengonstruksikan dirinya sebagai pengikut mode melalui tampilan hijab monokromnya.

2.1.2 Besarnya Jumlah Biaya Untuk Belanja Hijab Monokrom Setiap Bulan
            Table 1. Hasil screaning kuesioner terbuka
Jumlah keseluruhan informan
Jumlah informan berdasarkan intensitas belanja

Jumlah informan berdasarkan uang yang dikeluarkan


1x sebulan
2x sebulan
50-100 ribu
>100 ribu
20
15
2
10
2







            Dari hasil kuesioner terbuka yang dilakukan kepada 20 informan, yang kesemuanya adalah mahasiswa Prodi PBSI Univesitas Wiralodra, dipilihlah 17 informan berdasarkan intensitas belanja setiap bulannya. Ada 15 informan yang berbelanja hijab monokrom 1x dalam satu bulan, dan 2 orang lainnya berbelanja 2x dalam satu bulan. Di sisi lain, dipilihlah 12 informan berdasarkan jumlah uang yang dikeluarkan. 10 orang informan mengatakan bahwa mereka berbelanja hijab monokrom Rp. 50.000 – 100.000/bulan. Sedangkan 2 orang informan lainnya berbelanja lebih dari Rp. 100.000/bulan.
            Harga hijab monokrom bervariasi tergantung jenisnya, segi empat atau pashmina. Harga hijab monokrom berkisar antara 30.000 – 50.000 per satuannya. Dalam table 1 di atas, dua orang informan berbelanja lebih dari 100.000/bulan, mereka mendapatkan 2-3pcs hijab setiap kali berbelanja. Jumlah yang lumayan banyak untuk kantong mahasiswa. Pada penelitian ini, hal tersebut digambarkan sebagai bentuk perilaku konsumtif, karena membeli barang secara berlebihan.

2.1.3 Mengetahui Ragam Bentuk Motif Hijab Monokrom yang Dipakai oleh Mahasiswa Prodi PBSI Universitas Wiralodra
            Ragam motif dan bentuk hijab monokrom yang popular di tahun 2015 sangat beragam. Dilihat dari bentuknya, ada yang berupa hijab segi empat yang banyak dipakai semua kalangan, dan ada juga yang berbentuk pashmina yang cocok dipakai untuk segala acara. Sedangkan dilihat dari ragam motifnya, ada hijab yang bermotif polka dot (bulat-bulat kecil), garis-garis, zig-zag, motif abstrak, motif etnik, dan bahkan sampai kepada motif binatang. Untuk warna dalam hijab monokrom sendiri, hanya menggunakan dua variasi warna, yaitu hitam dan putih, meski pun arti kata dari monokrom itu sendiri tidak hanya berupa warna hitam dan putih saja.
            Pada penelitian kali ini, peneliti meneliti ragam bentuk dan motif hijab monokrom yang banyak dipakai oleh mahasiswa Prodi PBSI Universitas Wiralodra di tahun 2015, dari motif yang paling sering dipakai hingga kepada motif yang jarang pemakainya. 

    1. Motif Polka dot

 
Motif polka dot banyak digunakan mahasiswa Prodi PBSI karena motif ini menimbulkan kesan ceria dan atraktif bagi pemakainya. Motif ini juga selalu ada di setiap mode fesyen apapun, baik hijab, atasan, rok, celana, aksesoris, dan lain sebagainya. Tak heran jika motif ini banyak diminati pemakainya.
  2.      Motif Zig-Zag

Banyak mahasiswa yang menggunakan motif hijab monokrom ini di lingkungan kampus, tanpa mengetahui sejarah dari motif ini. Pada zaman dahulu, motif zig-zag digambarkan sebagai sebuah bentuk modernisasi.

3.      Motif Garis-garis (stripe)

Motif garis-garis pada hijab monokrom yang popular di tahun 2015, membentuk dua buah bentuk garis, yakni berupa garis vertikal dan horizontal. Dalam gambar pada penelitian ini, peneliti menggunakan motif hijab monokrom dengan motif garis-garis vertikal berwarna hitam dan putih. Motif seperti ini juga banyak dipakai mahasiswa Prodi PBSI Universitas Wiralodra sebagai item fesyen di lingkungan kampus.


4.      Motif animal


 





Motif animal print, dapat berupa motif jaguar atau yang biasa kita kenal dengan motif leopard. Selain leopard, penggunaan motif zebra pada hijab monokrom juga kerap dikenakan para mahasiswa di lingkungan kampus Universitas Wiralodra. Namun, penggunaan motif ini tidak banyak dikenakan mahasiswa Prodi PBSI, hanya beberapa mahasiswa saja yang tampil berani dengan mengenakan hijab motif yang terkesan “galak” ini.


















BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
            Akibat banyaknya mode fesyen hijab yang popular setiap tahunnya, banyak mahasiswa yang ingin tampil mengikuti mode yang sedang tren. Hal itu membuat mahasiswa berlomba-lomba menjadi individu yang mengonstruksikan dirinya menjadi pengikut mode.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap sejumlah mahasiswa Prodi PBSI Universitas Wiralodra, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa fenomena pemakaian hijab monokrom pada mahasiswa Prodi PBSI Universitas Wiralodra merupakan gejala atau perilaku konsumtif yang patut dijadikan studi kasus. Karena, pada dasarnya mahasiswa merupakan komunitas yang paling dekat dengan sarana informasi, akses internet, gaya hidup, yang menjadikan mereka mudah melakukan transaksi jual beli dimanapun, kapan pun, dan apa pun yang ingin mereka beli, termasuk mengikuti tren pemakaian hijab monokrom di lingkungan kampus tanpa dapat membedakan mana yang menjadi keinginan, dan mana pula yang menjadi kebutuhan.

3.2  Saran
Seyogyanya, mahasiswa dapat lebih bijak lagi dan pandai memperhitungkan segala keperluan yang menjadi kebutuhannya, agar tidak semata-mata membeli barang yang tidak mereka perlukan. Berhijab memang suatu kebutuhan, namun apabila makna berhijab itu sendiri sudah hilang, menjadi hijabers yang sederhana saja sudah cukup.






DAFTAR PUSTAKA

Budi Lestari, Sri. 2014. “Fashion Sebagai Komunikasi Identitas Sosial di Kalangan
            Mahasiswa”. Jurnal, Vol. 14, No. 3, 4-6.

Qodaril, Anisa. 2015. “Perilaku Melalui Online Shopping Fashion pada Mahasiswi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Naskah Publikasi, 1-2.

Regina, 2015. “ Hubungan Antara Self-Control dengan Perilaku Konsumtif Online
Shopping Produk Fashion pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2011”. Jurnal e-Biomedik, Vol. 3, No. 1, 3-6.                       

Yasinta Fauziah Novitasari. K8410061. Makna Tradisi Jilbab Sebagai Gaya Hidup
(Studi Fenomenologi Tentang Alasan Perempuan Memakai Jilbab dan Aktivitas Solo Hijabers Community). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. April 2014.



























BIOGRAFI PENULIS

Lahir 20 tahun silam dengan nama Linda Ayu Lestari. Saat ini berstatus sebagai mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Wiralodra. Pecinta jajanan tradisional, seperti cilok, ongol-ongol, dongkal, utem, klepon, kue putu, dan jenis jajanan tradisional lainnya.
Paling was-was kalau mamahnya sudah merengek minta mantu. Baginya, "lebih baik mama minta pulsa, daripada mama minta mantu."
Selain menjadi mahasiswa, kesibukannya yang lain adalah menjalani bisnis online shop fashion import yang diberi nama Medulla Oblongata. Untuk kenal Linda lebih jauh, kunjungi blog-nya yang sudah banyak sarang laba-labanya di: http://wanitaidamanmertua.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar