Jumat, 15 Januari 2016

Pelatihan Atlet Bulutangkis Dengan Menggunakan Pelatihan Fisik Seperti Militer



Pelatihan Atlet Bulutangkis Dengan Menggunakan Pelatihan Fisik Seperti Militer

oleh : Yunisa
 
1.             Latar Belakang Masalah
Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan.
 Prestasi bulutangkis Indonesia saat ini bisa dikatakan tengah menurun. Jika terus dibiarkan, hal itu akan membahayakan nama besar Indonesia di kancah dunia. Hal ini dikarenakan, mental dan disiplin adalah dua hal penyebab utama kegagalan atlet-atlet bulutangkis Indonesia saat ini. Mental anak sekarang itu tidak seperti dulu. Padahal mental dan juga disiplin atlet zaman dulu adalah dua hal yang harus diikuti dan terus dijaga. Kenyataan tersebut sangat disayangkan. Pasalnya, kedua hal itu adalah yang selalu tertanam didiri atlet bulutangkis, hingga mampu memberikan prestasi gemilang. Begitu juga dengan para atlet yang lain di zamannya.
Keberadaan teknologi canggih juga dinilai kurang dimaksimalkan dengan baik. Padahal harusnya, teknologi yang ada saat ini bisa semakin memudahkan atlet-atlet yang ingin mengetahui kekuatan lawan. Memang tidak bisa menyamakan zaman dulu dan sekarang. Sekarang sudah banyak distraksi fisik, seperti handphone dan mall. Tetapi, keharusan mental dan disiplin harus dijaga. Karena itu tidak akan berubah oleh zaman. Kita berharap atlet-atlet bulutangkis saat ini dapat kembali memberikan prestasi untuk tanah air. Kita percaya, dengan kemauan berlatih dan belajar, disiplin tinggi, serta mental yang kuat, semua target bukan mustahil akan tercapai.




2.             Abstrak
2.1         Pengertian Bulutangkis
Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan.
2.2         Sejarah Bulutangkis
Olah raga yang dimainkan dengan kok dan raket, kemungkinan berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India dan Republik Rakyat Tiongkok.
Nenek moyang terdininya diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores danShuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung atau tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk Inggris membawa permainan ini ke JepangRepublik Rakyat Tiongkok, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.
Olah raga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di PuneIndia pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore bulu tangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.
Rancangan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877Asosiasi bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.
Bulu tangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia.

2.3         Teknik Bermain Bulutangkis
2.3.1         Teknik dasar
Cara memegang raket
a.       Pegangan forehand (pegangan dasar)
Pegangan ini dapat di peroleh dengan cara mendirkan raket yang sisinya tegak dengan lantai. Pegangan ini hampir sama dengan posisi tangan sedang bersalaman.
b.      Pegangan backhand
Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan dari pegangan forehand.
c.       Pegangan pukul kasur/Amerika
Cara pegangan ini adalah mula-mula raket diletakkan secara mendatar di atas lantai. Kemudian ambil dan peganglah raket pada pegangannya, sehingga bagian tangan antar ibu jari dan jari telunjuk menempel pada bagian permukaan yang lebar.

Teknik Pukulan
Teknik pukulan adalah cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulutangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke lapangan lawan.Terdapat macam-macam teknik dasar pukulan dalam permainan bulutangkis, yaitu:
a.       Pukulan servis
Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan permainan. Macam-macam pukulan servis, yaitu; pukulan servis pendek, pukulan servis panjang, pukulan servis mendatar, pukulan servis cambuk
b.      Pukulan lob
Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis yang bertujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis lapangan lawan.
Servis
Servis dilakukan dari satu sisi lapangan (kiri atau kanan) menyilang menyeberangi jaring ke area lawan. Partai tunggal danganda memiliki area servis yang berbeda seperti yang diilustrasikan pada gambar. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok dinyatakan "keluar" dan poin untuk penerima servis.
Posisi kiri atau kanan tempat servis dilakukan ditentukan dari jumlah poin yang telah dikumpulkan oleh pemain yang akan melakukan servis. Posisi kanan untuk jumlah poin genap dan posisi kiri untuk jumlah poin ganjil. Servis dari posisi kanan juga dilakukan saat jumlah poin masih nol.
Pada set pertama pemain/pasangan yang melakukan servis untuk pertama kali ditentukan dengan undian, sedangkan untuk set berikutnya dilakukan oleh pemenang dari set sebelumnya.
Untuk partai ganda, beberapa peraturan berbeda diterapkan untuk perhitungan poin menggunakan sistem pindah boladan sistem reli poin.
2.4  Syarat-syarat Bermain Bulutangkis
2.4.1 Raket
Secara tradisional raket dibuat dari kayu. Kemudian aluminium atau logam ringan lainnya menjadi bahan yang dipilih. Kini, hampir semua raket bulu tangkis profesional berkomposisikan komposit serat karbon (plastik bertulang grafit). Serat karbon memiliki kekuatan hebat terhadap perbandingan berat, kaku, dan memberi perpindahan energi kinetik yang hebat. Namun, sejumlah model rendahan masih menggunakan baja atau aluminium untuk sebagian atau keseluruhan raket.
2.4.2  Senar
Mungkin salah satu dari bagian yang paling diperhatikan dalam bulu tangkis adalah senar nya. Jenis senar berbeda memiliki ciri-ciri tanggap berlainan. Keawetan secara umum bervariasi dengan kinerja. Kebanyakan senar berketebalan 21 ukuran dan diuntai dengan ketegangan 18 sampai 30+ lb. Kesukaan pribadi sang pemain memainkan peran yang kuat dalam seleksi senar.
2.4.3  Kok
Kok adalah bola yang digunakan dalam olahraga bulu tangkis, terbuat dari rangkaian bulu angsa yang disusun membentukkerucut terbuka, dengan pangkal berbentuk setengah bola yang terbuat dari gabus. Dalam latihan atau pertandingan tidak resmi digunakan juga kok dari plastik.
2.4.4  Sepatu
Karena percepatan sepanjang lapangan sangatlah penting, para pemain membutuhkan pegangan dengan lantai yang maksimal pada setiap saat. Sepatu bulu tangkis membutuhkan sol karet untuk cengkraman yang baik, dinding sisi yang bertulang agar tahan lama selama tarik-menarik, dan teknologi penyebaran goncangan untuk melompat; bulu tangkis mengakibatkan agak banyak stres (ketegangan) pada lutut dan pergelangan kaki.
2.5  Aturan Bermain Bulutangkis
2.5.1        Sistem pindah bola
a.       Sebelum pertandingan dimulai, harus ditentukan salah seorang pemain dari tiap-tiap pasangan sebagai "orang pertama". Pilihan ini berlaku untuk setiap set yang dimainkan.
b.       Jumlah poin genap atau ganjil menentukan posisi "orang pertama" saat melakukan servis.
c.        Setiap pasangan mempunyai dua kali kesempatan servis (masing-masing untuk tiap pemain) sebelum pindah bola, kecuali servis pertama pada tiap-tiap awal set tidak mendapat kesempatan kedua.
d.       Saat pindah bola, servis pertama selalu dilakukan oleh pemain yang berada di sebelah kanan, bukan oleh "orang pertama".
2.5.2        Sistem reli poin
a.       Setiap pasangan hanya mendapat satu kali kesempatan servis, tidak ada servis kedua.
b.      Servis dilakukan oleh pemain yang posisinya sesuai dengan poin yang
c.       telah diraih oleh pasangan tersebut.
d.      Pemain yang sama akan terus melakukan servis sampai poin berikutnya diraih oleh lawan
2.6 Ada lima partai yang biasa dimainkan dalam bulu tangkis, yaitu:
1.     Tunggal putra
2.     Tunggal putri
3.     Ganda putra
4.     Ganda putri
5.     Ganda campuran

3. Analisis dan Pembahasan
Latihan Fisik Bulutangkis
Sistem Pelatihan Fisik Umum
Program dan aplikasi pelatihan fisik bulutangkis harus dirancang melalui tahapan sebagai berikut:
a.   Persiapan fisik umum yang bertujuan meningkatkan kemampuan kerja organ tubuh, sehingga memudahkan upaya pembinaan dan peningkatan semua aspek pelatihan pada tahap berikutnya.
b.   Persiapan fisik khusus bertujuan meningkatkan kemampuan fisik dan gerak yang lebih baik menuju pertandingan.
c. Peningkatan kemampuan kualitas gerak khusus pemain. Pada tahap ini pelatihan bertujuan untuk memahirkan gerakan kompleks dan harmonis yang dibutuhkan setiap pemain untuk menghadapi pertandingan.
Cara Terbaik untuk Mempersiapkan Kondisi Fisik Umum Pemain
a.       Program latihan lari latihan lari sangat penting dan balk untuk mengasah kemampuan kerja jantung, paruparu, dan kekuatan tungkai. Membiasakan pemain berlatih lari selama 40-60 menit tanpa berhenti, yang dilakukan 3-4 kali seminggu, sangat baik untuk membina kemampuan daya tahan aerobik dan kebugaran umum pemain.
b.      Program latihan senam bentuk-bentuk latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh dan persendian harus mendapat perhatian. Latihan peregangan hendaknya diselingi gerakan untuk memperkuat bagian tubuh bagian atas dan bawah yang dilakukan secara bergantian.
c.       Program latihan loncat tali latihan ini sangat balk untuk membina daya tahan, kelincahan kaki, dan kecepatan serta melatih kemampuan gerak pergelangan tangan lebih lentur dan kuat. Proses latihan dapat dilakukan de-ngan loncat satu kaki secara bergantian (seperti lari biasa), loncat dua kaki, dan masih banyak bentuk variasinya.
d.      Program latihan gabungan model atau sistem pelatihan ini adalah menggunakan berbagai alat bantu seperti bangku, gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola, dan sebagainya. Tujuan latihan ini adalah membina dan meningkatkan kamampuan dan kete-rampilan gerak pemain sebagai upaya untuk pengkayaan gerak. Pelatih harus cermat dan terampil menciptakan rangkaian gerak yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan dalam permainan bulutangkis, di samping memberikan prioritas pada pembinaan aspek-aspek kelincahan, kegesitan, dan koordinasi gerak yang memang dibutuhkan dalam bulutangkis.
e.       Latihan pemanasan banyak pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal peranan dan fungsi latihan pemanasan yang benar dan betul. Latihan pemanasan yang dikemas dengan benar akan memberikan pe-ngaruh positif pada proses kerja organ tubuh, mekanisme peredaran darah, dan pernapasan. Itu semua akan berpengaruh langsung untuk kerja berat selanjutnya. Di samping itu, sangat penting untuk menghindari terjadinya berbagai cedera otot, persendian, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya.
f.       Latihan pendinginan ini dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan sebagai upaya agar bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada posisi rileks dan tidak kaku. Bentuk latihannya adalah senam dan gerakan meregang. Kualitas latihan meregang, khususnya untuk otot besar seperti paha belakang dan depan, ping-gang, punggung, otot lengan, bahu, dada, dan berbagai persendian tubuh, harus dicermati betul. Lakukan gerakan pendinginan ini dengan benar,
 Sistem Pelatihan Fisik Khusus
Pelatihan fisik bulutangkis dituntut untuk memahami dan mengetahui secara spesifik kebutuhan gerak olahraga ini. Bahkan harus mendalami makna proses kerja otot, sistem energi, dan mekanisme gerak yang terjadi dalam permainan bulutangkis. Atas dasar pengetahuan ini, pelatih akan mampu merancang bentuk-bentuk latihan fisik secara spesifik, sesuai kebutuhan pemain.
a.       Latihan daya tahan (Aerobik dan Anaerobik) merupakan kemampuan daya tahan dan stamina dapat dikembangkan melalui kegiatan lari dan gerakan-gerakan lain yang memiliki nilai aerobik. Biasakan pemain menyenangi latihan lari selama 40-60 menit dengan kecepatan yang bervariasi. Tujuan latihan ini adalah meningkatkan kemampuan daya tahan aerobik dan daya tahan otot. Artinya, pemain dipacu untuk berlari dan bergerak dalam waktu lama dan tidak mengalami kelelahan yang berarti.
Selanjutnya proses latihan lari ini ditingkatkan kualitas frekuensi, intensitas, dan kecepatan, yang akan berpengaruh terjadinya proses anaerobik (stamina) pemain. Artinya, pemain itu mampu bergerak cepat dalam tempo lama dengan gerakan yang tetap konsisten dan harmonis.
b.      Latihan kekuatan pemain bulutangkis sangat membutuhkan aspek kekuatan. Berdasarkan analisis dan cukup dominan pemain melakukan gerakan-gerakan seperti meloncat ke depan, ke belakang, ke samping, memukul sambil loncat, melakukan langkah lebar dengan tiba-tiba. Semua gerak ini membutuhkan kekuatan otot dengan kualitas gerak yang efisien. Cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan kekuatan ini adalah berlatih menggunakan beban atau dengan kata lain latihan beban (weight training). Sebaiknya sebelum melakukan program latihan beban sesungguhnya, disarankan agar pemain lebih dulu mengenal berbagai bentuk gerakan seperti; mendorong (push up, pull up), bangun tidur, angkat kaki, memperkuat otot punggung, jongkok, berdiri untuk membina kekuatan tungkai, dan loncat-loncat di tempat atau sambil bergerak. Proses selanjutnya adalah meningkatkan kualitas geraknya dengan menggunakan beban (weight training) yang sebenarnya. Dianjurkan untuk tidak melakukan atau berlatih loncat di tempat yang keras karena akan berdampak terjadinya sakit, cedera pada bagian lutut, dan pinggang.
c.       Latihan kecepatan dalam aspek kecepatan bulutangkis sangat penting. Pemain harus bergerak dengan cepat untuk menutup setiap sudut-sudut lapangan sambil menjangkau atau memukul kok dengan cepat. Cara untuk bergerak cepat adalah melatih kecepatan tungkai/kaki. Aspek kecepatan dalam bulutangkis juga bermakna pemain harus cekatan dalam mengubah arah gerak dengan tiba-tiba, tanpa kehilangan momen keseimbangan tubuh. Latihan Kelenturan adalah komponen kesegaran jasmani yang sangat penting dikuasi oleh setiap pemain bulutangkis. Karakteristik gerak serba cepat, kuat, luwes namun tetap bertenaga, pembinaan kelenturan tubuh harus mendapat perhatian khusus.
Model-Model Latihan Fisik dengan Menggunakan Alat Bantu Pelatihan
a.       Latihan dengan bola medisin yang beratnya bervariasi antara 1-5 kilogram merupakan alat bantu pelatihan, antara lain untuk kekuatan dan kecepatan melempar, membina kekuatan lengan, tungkai, dan kekuatan bagian atas dan bawah tubuh. Bentuk latihan bola medisin ini antara lain dilakukan dengan melempar ke arah tembok dengan satu atau dengan dua lengan. Berdiri kira-kira 3-4 meter dari tembok, lalu lempar bola itu dan segera tangkap bola tersebut sambil lari mundur ke arah garis start, seperti layaknya gerak mundur dalam permainan bulutangkis.
b.       Latihan loncat tali, pemain bulutangkis dianjurkan untuk terampil dan menguasai bentuk latihan loncat tali ini. Pengaruh latihan ini sangat membantu untuk membina kekuatan kaki, pergelangan kaki, daya tahan, koordinasi gerak, dan membantu peningkatan kualitas gerak pergelangan tangan.
c.       Latihan loncat bangku atau gawang, latihan ini berfungsi untuk membina kekuatan tungkai, konsentrasi, dan kecepatan gerak yang dibutuhkan dalam permainan. Bangku atau gawang dibuat dengan berbagai ukuran tinggi antara lain 40, 50, 70, 80 cm. Alat ini berfungsi sebagai alat pemberat, rintangan, tantangan, agar pemain terpacu untuk mengatasinya. Proses kerja “overload” (beban lebih) dengan menggunakan beban rintangan ini, latihan makin terasa berat bagi pemain. Pelaksanaan latihan, pelatih harus terampil meletakkan gawang/bangku itu sesuai dengan tujuan latihan dan kebutuhan pemain.
Pelatihan Fisik Militer
a.       Lari dua belas menit dengan melatih kemampuan dalam ketahanan dan keuletan. Kegiatan yang sangat berperan adalah pernafasan, sehingga yang harus kita latih adalah kemampuan pernafasan yang stabil, dapat tetap berlari. Kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan seketika bila tidak di biasakan.
b.      Push Up, yaitu gerakan naik turun yang bertumpu pada kedua tangan dan posisi kaki tetap dengan jarak satu kepal tangan orang dewasa. Postur tubuh yang lurus dari kaki hingga kepala merupakan aturan yag harus diikuti. Sehingga gerakan seperti jarum jam dengan kaki sebagai poros. Sedangkan jarak perut pada saat gerakan turun tidak menyentuh tanah atau jarak sekepal. Gerakan yang meliuk-liuk seperti ular atau bergelombang, atau hanya kepala dan dada yang naik turun sedangkan pinggul statis. Kemudian perut yang sampai menyentuh tanah. Umumnya gerakan tersebut tidak mendapat point yang diharapkan dan menimbulkan kurangnya poin dalam pengumpulan angka untuk memperoleh bobot yang tinggi.
c.       Sit Up, yaitu gerakan yang sangat besar bertumpu pada otot perut ini harus di biasakan untuk lentur. Gerakan ini dagu harus menyentuh atau melewati tungkai dan pada saat telentang kebelakang kedua siku tangan harus menyentuh lantai.
d.      Pull Up, yaitu seluruh tes yang dilaksanakan Pull Up yang membutuhkan waktu paling sedikit. Kurangnya latihan menimbulkan tangan tidak memiliki kekuatan untuk menarik tubuh keatas.
e.       Shuttle Run, yaitu gerakan berlari dengan membentuk angka delapan diantara dua tonggak berjarak 10 m. Sehingga dengan waktu yang di peroleh semakin sedikit berarti poin semakin besar.

4.      Penutup
4.1  Kesimpulan
Berdasarakan penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pelatihan fisik militer dapat diterapkan ke dalam pelatihan fisik atlet bulutangkis  agar dapat lebih disiplin dan memiliki mental yang kuat karena atlet bulutangkis sekarang kedisiplinan dan mentalnya menurun, sedangkan untuk meraih prestasi atlet bulutangkis memerlukan tingkat kedisiplinan yang tinggi dan mental yang kuat. Jadi pelatihan fisik militer baik diterapkan bagi atlet bulutangkis. Sangat penting memiliki derajat kondisi fisik prima, melalui proses pelatihan fisik yang terprogram baik, faktor-faktor tersebut dapat dikuasai, dengan kata lain pebulutangkis harus memiliki kualitas kebugaran jasmani yang prima. Hal ini akan berdampak positif pada kebugaran mental, psikis, yang akhirnya berpengaruh langsung pada penampilan teknik bermain. Itulah sebabnya pebulutangkis sangat membutuhkan kualitas kekuatan, daya tahan, fleksibilitas, kecepatan, keseimbangan tubuh dan koordinasi gerak yang baik. Aspek-aspek tersebut sangat dibutuhkan agar mampu bergerak dan bereaksi untuk menjelajahi setiap sudut lapangan selama pertandingan.
4.2 Saran
 Diharapkan atlet bulutangkis dapat menerapkan pelatihan fisik militer agar prestasi dalam olahraga bulutangkis dapat meningkat. Semoga generasi muda pebulutangkis dapat berkreasi dalam melakukan pelatihan fisik agar lebih bersemangat dalam meraih prestasi sampai tingkat internasional.















DAFTAR PUSTAKA
---------, Pembinaan Fisik Ala Militer,” http://antotrimaryanto.blogspot.co.id/2011/05/tips-pembinaan-fisik-ala-militer.html (diakses 31 Desember 2015)
-------, “Pelatihan Fisik Bulutangkis,”   https://bulutangkislovers.wordpress.com/bulutangkis/pelatihan-fisik/ (diakses 31 Desember 2015)
-------, “Bulutangkis,” https://id.wikipedia.org/wiki/Bulu_tangkis (diakses 31 Desember 2015)