Jumat, 15 Januari 2016

KIAT MEMAKAI PAKAIAN BATIK DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN BANGSA INDONESIA DI PROVINSI JAWA BARAT KHUSUSNYA DI KOTA INDRAMAYU




KIAT MEMAKAI PAKAIAN BATIK DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN BANGSA INDONESIA DI PROVINSI JAWA BARAT KHUSUSNYA DI KOTA INDRAMAYU
 
oleh : Sholihah Purnama Indah



ABSTRAK

Batik merupakan warisan budaya nusantara yang mempunyai nilai dan perpaduan seni yang sangat tinggi, sarat dengan makna filosofi dan simbol penuh makna yang memperlihatkan cara berpikir masyarakat pembuatnya. Batik Indonesia memiliki beragam corak yang pada setiap daerah berbeda-beda dan menjadi ciri khas daerah tersebut. Sebagai generasi penerus bangsa, seharusnya kita dapat memahami, mengerti, serta melestarikan kebudayaan batik. Batik Jawa mempunyai motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarenakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka. Kita perlu memperkenalkanbatik pada generasi penerus bangsa, agar para penerus bangsa juga mempunyai kewajiban menjaga dan melestarikan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Batik sebagai warisan budaya sangat perlu sekali untuk dilestarikan, salah satunya dengan upaya ditemurunkan pada generasi penerus bangsa Indonesia. Hal ini harus dilakukan agar kebudayaan seni batik tidak punah dari bangsa Indonesia meskipun adanya perubahan zaman yang lebih modern, karena batik merupakan salah satu kekayaan buaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Selain itu batik sangat perlu dilestarika agar tidak bisa diklam oleh Negara lain. Upaya dan Perlunya Melestarikan Batik Seolah-olah terbangun dari tidur panjang, pemerintah baru mulai giat mempromosikan salah satu kerajinan milik bangsa Indonesia, yaitu batik. Banyak cara yangdapat dilakukan sebagai upaya dalam melestarikan batik, salah satu trobosan yang dilakukan adalah menggelar kegiatan pameran guna menghilagkan kesan dan anggapan batik hanya cocok dikonsumsi oleh kelompok tua dan hanya digunakan untuk kegiatan formal. Melibatkan generasi muda dalm proses produksi hingga menjadi produk akhir berupa kainbatik. Aktivitas tersebut tentunya sangat membekas  mendalam untuk mereka karena meraka menjalani proses antar teori dan praktek yang berjalan bersamaan.





A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Pakaian atau baju adalah salah satu kebutuhan pokok manusia yaitu sandang. Pakaian atau sandang kini tak hanya berfungsi sekedar menutupi  tubuh semata. Pakaian sudah dikenal manusia sejak zaman purbakala, dan selalu berkembang sesuai dengan zamannya terutama baju batik yang memiliki banyak variasi model, corak, motif dan telah menjaddi ciri khas suatu Negara. Bangsa yang satu mengenal bangsa yang lainnya melalui pakaian traddisional mereka. Sampai sekarang ini pakaian tradisional masih digemari terutama pakaian tradisional batik yang sangat menarik dan memiliki nilai budaya yang tinggi.
“siring dengan perkembangan zaman, busana juga digunakan sebagai symbol status, jabatan, atau pun kedudukan seseorang yang memakainya” (Bryka, 2012: 1). Selain sebagai alat pelindung diri, busana juga berfungsi sebagai tempat penuangan ide dan kreativitas seseorang untuk tetap mempertahankan budaya yangdimioiki dan sebagai identitas suatu daerah atau Negara. Busana yang berkembang begitu cepat, tidak membuat teori busana yang ada menjadi
Batik merupakan salah satu kekayaan seni warisan budaya masa lampau, yang telah menjdikan Negara Indonesia memiliki ciri yang khas di mancanegara. Perkembangan batik yang sudah menempuh berjalan berabad-abad silam, telah melahirkan berbagai jenis dan corak batik yang khas di setiap daerahnya. Kita perlu memperkenalkan batik pada generasi penerus bangsa, agar para penerus bangsa juga saadar bahwa mereka juga mempunyai kewajiban yang dimiliki bangsa Indonesia. Batik sebagai warisan budaya sangat perlu sekali untuk dilestarikan, salah satunya dengan upaya ditemurunkan pada generasi penerus bangsa Indonesia. Hal ini harus dilakukan agar kebudayaan seni batik tidak punah dari bangsa Indonesia meskipun adanya perubahan zaman yang lebih modern, karena batik merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Hal ini dilakukan agar mendapatkan pengakuan dari dunia bahwa batik merupakan kesenian atau kerajinan asli Indonesia serta agar mendapatkan piagam yang menyatakan batik itu millik Indonesia sepenuhnya. Agar antusias mereka untuk menjaga dan melestarikan batik sangat tinggi. Untuk itu bagi warga Negara Indonesia kita harus bangga dan ikut mempertahankan warisan budaya ini agar tidak punah dengan bergantinya zaman.  


2.      Rumusan Masalah
Dari latar belakan di atas dapat di rumuskan masalahnya sebagai berikut:
(1)   Bagaimana asal mula terbuatnya Pakaian Batik?
(2)   Bagaimana cara pembuatan Pakaian Batik?
(3)   Kiat-kiat apa saja yang dapat melestarikan Batik sebagai warisan kebudayaan bangsa?
(4)   Bagaimana cara untuk melestarikan Batik sebagai warisan kebudayaan bangsa?

3.      Tujuan
Penulis bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang kebudayaan batik, terutama tentang motif corak teknik, cara pembuatan maupun alat dan bahan pembuatan batik tradisional Indonesia sehingga batik Indonesia tetap lestari di lingkungan masyakat.

B.     KAJIAN PUSTAKA
1.      Sejarah Batik Indonesia
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan bati cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Kesenian batik adalah kesenian gambatr diatas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kota, maka kesenian batik ini dibawa oleh kereka keluar keraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat ddan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian  menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang dipegunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedangkan bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia ynag dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
1)      Tentang Batik
Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “nitik”. Kata batik senddiri menuju pada teknik pembuatan corak – menggunakan canting atau cap – dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak “malam” (wax) yang ddiaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Jadi kain batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dad cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tingi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya ‘Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bisang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana dibeberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah.
Tradisi membuat batik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif baik dapat menunjukkan setatus seseoag. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tradisional hanya dipakai oleh keluarga kraton Yogyakata dan Surakarta
Batik merupkan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. UNESCO menunjuk batik Indonesia sebagai mahakarya warisan budaya manusia pada 2 Oktober 2009.
2)      Mengenal Jenis Batik dan Motif Batik Daerah Jawa Barat
Di Jawa Barat ada batik Pasundan, batik Banyumas, batik Ciamis, batik Cirebon, batik Garut, batik Indramayu, batik Sumeadng, batik Tasikmalaya.
(1)   Batik Ciamis
Sedangkan untuk motif Batik Ciamis adalah campuran dari batik Jawa Tengah dan pengaruh daerah sendiri terutama motif dan warna Garutan
(2)   Batik Cirebon
Di Cirebon terdapat Batik Pesisiran, Batik Keratonan dan Batik Trusmi. Warna kain secara garis besar cerah dan ceria, merah, pink, biru langit, hijau pupus. Warna batik ttradisional terpusat pada tiga warna yaitu krem, hitam, dan coklat. Batik Keratonan biasanya berwarna coklat soga atau keemasan.
Batik Pesisir dipengaruhi oleh budaya Cina.
Motifnya lebih bebas, melambangkan kehidupan masyarakat pesisir yang egaliter. Motifnya banyak ditandai dengan fambar flora dan fauna seperti binatang laut dan darat, ikan, pepohonan, daun-daunan. Batik pesisiran: Batik bethetan Kedung Wuni Pekalongan, Motif Sarung Cirebonan, Bethetan Demak. Batik keratin dipengaruhi oleh Hindu dan Islam. Motifnya cendderung berupa batu-batuan (wadas), kereta siang barong, naga seba, taman arum dan ayam alas. Batik Keratonan: Motif Ganggang.
Dua motif Cirebaon yang terkenal adalah Corak Singa Wadas dan Mega Mendung. Motif Singa Wadas adalah corak resmi kesultanan Cirebon (Kesepuhan) yang memperlihatkan bentuk Singa Barong dari keratin Kesepuhan. Motif ini kental dengan warna coklat, hitam, dan krem.
Motif Mega Mendung yanga tidak ditemui di daerah lain, yaitu motif berbentuk awan yang bergumpal-gumpal yang biasanya membentuk bingkai pada gambar utama. Motif ini mendapat pengaruh dari keratin-keraton di Cirebon. Motif ini kaya akan warna merah, biru, violet, dan keemasan. Motif batik Cirebon lainnya: motif kerang murek, gunung  jati, taman, terate, ayam alas, patran kangkung, wayang katura, kapal kandas, antares, cerita panji, kompeni, gapura gewor, kembang alas, lung kembang kasunan, naga seba, rajeg wesi, peksi naga liman, simbar  menjangan, taman arum sunyaragi, taman sari kesepuhan, wayang masina.
(3)   Baatik Garut atau Garutan
Warna cerah dan penuh pada sisi lainnya, menjadi ciri khas batik Garutan. Didominasi warna dasar krem atau gading (gadingan), biru dan soga agak merah. Adanya warna ungu pada corak/desain batik garutan.
Motif batik Garutan adalah Limar, Merak Ngibing yang menggambarkan sepasang burung merak sedang sedang menari. Kemudian ada corak bulu ayam yang memperlihatkan ekor ayam yang panjang dan dilengkung setengah lingkaran.Selain itu, ada juga lereng adumanis, lereng suuk, lereng calung, lereng daun, cupat manggu, bilik, sapu jagat, lereng peteuy dan lainnya. Motif-motif yang dihadirkan berbentuk geometrik bagai ciri khas ragam hiasnya. Bentuk-bentuk geometric umumnya mengerah ke garis diagonal dan bentuk kawung atau belah ketupat.
(4)   Batik Indramayu: Batik Dermayon, Batik Paoman
Awalnya Batik Paoman hanya memiliki dua warna, yakni warna kain dan warna motif. Warna motif pun masih tradisional, seperti biru tua atau coklat tua. Kini warna-warna pada Batik Paoman lebih beragam.
Ciri yang menonjol dari Batik Indramayu adalah ragam flora dan faona diungkap secara datar, dengan banyak lengkung dan garis-garis yang meruncing (riritan), latar putih dan warna gelap dan banyak titik yang dibuat dengan teknik cocolan jajrum, serta bentuk isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku. Motif wadasan, iwak ketong, parang rusak. Motif-motif baik di Indramayu, banyak mendapat pengaruh besar dari gambar atau kaligrafi dari kawasan Arab, Cina atau daerah Jawa Tengah/Jawa Timur. Mayoritas motif batik yang digunakan pada Batik Indramayu menggambarkan kegiatan nelayan di tengah laut.
Beberapa motif banyak yang mencirikan mencirikan motif Batik Pesisir khas Indramayu di antaranya adalah Etong (ikan, udang, cumi, kepiting, dll), Kapal Kandas, Ganggeng (ganggang laut), Kembang Gunda (tumbuhan yang hidup di pinggir pantai), dan Loksan. Motif batik khas Indramayu juga ada yang menggambarkan kegiatan sehari-hari seperti Motif Swastika, Motif Merak Ngibing, Motif Kereta Kencana, dan Motif Jati Rombeng.
Ragam hias geometris pada Batik Indramayu, antara lain: banjir, kembang kapas, sijuring, pintu raja, obat-abit dan kawung.
(5)   Batik Sumedang atau Batik Kasumedangan
Dengan warna kain merah, motif batik Kasumedangan yaitu berpola ceplokan motif utama pada latar vertikal, horizontal atau polos, dan menemukan makna-makna simbolis dari motif tersebut.
(6)   Batik Tasikmalaya : Batik TAsikan, Batik Karajinan (Wurung), Batik Sukaraja/Sukapura (Batik tulis tasikmalaya)
Warna dasar kain merah, kuning, ungu, biru, hijau, orange dan soga. Dan warnanya cerah namun tetap klasik dengan dominasi biru. Batik Sukapura : berciri khas warna merah, hitam, coklat. Motifnya kental dengan nuansa parahyangan seperti bunga anggrek dan burung, selain itu ada juga motif Merak ngibing. Cala-culu, pisang-bali, sapujagat, Awi  Ngarambat.
Batik Tasik memiliki kekhususan tersendiri yaitu bermotif alam, flora, dan fauna. Batik Tasik hamper sama dengan Batik Garut hanya berbeda dari warna, Batik Tasik lebih terang warnanya.
(7)   Batik Khas Kuningan
Motif kuda “Si Windu” dan ikan dewa yang merupakan ikan khas Cigugur kab. Kuningan. Batik Kuningan dikenal dengan nama batik Paseban Kuningan. Produksi batik ini berlokasi di daerah Cigugur. Motif-motif tersebut dibuat dan dirancang oleh Pangeran Djatikusumah. Pangeran Djatikusumah melakukan penelusuran batik Paseban yang dianggap penuh melalui pendalaman seni yang ditemukan melalui ukiran dan relief pada Gedung Paseban.
Komposisi batik Paseban Kuningan memiliki Kunikan pada motif yang besar tanpa isen-isen dengan warna gelap seperti hitam, biru tua, dan merah hati. Beberapa motif diantaranya adalah motif sekar galuh, pwah aci, dan oyod mingmang.
Pada akhir tahun 2011, beberapa motif batik kuningan diresmikan dari sebuah lomba cipta desain batik Kuningan. Salah satu dari motif-motif baru tersebut adalah motif ikan dewa. Kini dijadikan pakaian resmi bagi kalangan PNS maupun pegawai swasta bahkan para siswa sekolah yang ada di Kab. Kuningan

2.      Sejarah Batik Indramayu
Secara geografis daerah indramayu termasuk daerah pantai yang berbatasan dengan laut Jawa di sebelah utara dan timur. Di sebelah Indramayu adalah Cirebon, Majalengka, dan Sumedang. Di sebelah barat berbatasan dengan Subang. Batas dari daerah Jawa dan Sunda sulit ditentukan secara tepat, tetapi garis batas itu dapat digambarkan sekitar sungai Citanduy dan sungai Cijulang di sebelah selatan, dan kita Indramayu di sebelah utara.
Indramayu merupakan wilayah pesisir yang banyak memiliki kekayaan budaya. Indramayu, sama halnya dengan Cirebon pernah menjadi pelabuhan perdagangan internasional. Indramayu dan Cirebon memiliki kedekatan sebagai daerah pesisiran yang memiliki hubungan budadya dan kekerabatan yang kuat. Dengan sendirinya ada beberapa batik yang memiliki kesamaan atau memiliki penafsiran yang sama, seperti pada motif batik Kapal Kandas yang melambangkan kematangan dan kedewasaan. Penggambaran motif batik burung yang dipengruhi oleh budaya Cina seperti yang terdapat di kota Ciebon, ternyata juga ditemukan di kota Indramayu. Keberadaan batik Indamayu diperkirakan mulai pada masa kerajaan Islam Demak (1527 – 1650) dimana banyak perajin batik tulis dari Lasem hijrah ke kota Indramayu, bersamaan dengan penyebaran pengaruh kerajaan Islam Demak yang berlatar belakang politis dan perdagangan. Sentra batik kota Indramayu terletak di dua kecamatan, yaitu kecamatan Indramayu, desa Paoman dan desa Pabean Udik, sementara di wilayah kecamatan Sindang, desa Penganjang, desa terusan, dan desa Babadan. Lokasi satu desa dengan desa lainnya saling berdekatan sehingga dijadikan sentra kerajinan batik Indramayu.
1)      Corak Batik Indramayu
Pengaruh budaya luar sangat mempengaruhi dalam pemberian corak batik Indramyu dimana pada awalnya dibuat oeleh para saudara kita keturunan Cina. Masyarakat Indramyu sangat terbuka dalam menerima pengaruh budaya dari luar daerahnya dengan bersikap luwes dan menyesuaikan dengan nilai-nilai budaya local mereka. Selain karena pengaruh budaya Cina yang kuat, baik Indramayu juga dipengaruhi unsur budaya Islam yang ditunjukkan pada beberapa corak batik Indramayu, antara lain corak batik kaligrafi dan sawat yang bentuk motifnya juga dipengaruhi campuran budaya Hindu-Jawa. Beberapa pola geometris juga menunjukkan secara gambling bahwa terjadi akulturasi budaya Cina dan Islam pada motif batik Si Juring (motif geometris yang berulang), motif batik Pintu Raja, dan motif batik Kembang Kapas.
Karakter motif batik Indramayu lainnya yaitu nuansa flora dan fauna dengan garis lekung atau riritan, borgol, sawut yang kaku dan pendek, serta memiliki latar putih dengan kombinasi warna gelap yang mempunyai banyak titik-titik  yang dibuat dengan cocolan jarum. Perbedaan yang sangat kentara antara batik Indramayu dengan batik daerah lain yaitu pada corak batiknya. Dimana motif batik Indramayu ini lebih berani dengan mengadopsi motif burung, tumbuhan dan bunga.
2)      Warna Batik Indramyu
Pemahaman terhadap penggunaan warna pada ragam hias batik di daerah Indramayu diseduaikan dengan keyakinan bahwa usia menentukan penggunaan warna. Menurut para perajin batik setempat warna merah muda, warna biru dan merah digunakan oleh wanita setengah baya, dan paduan warna biru, coklat, hijau digunakan oleh kalangan orang tua. Meskipun begitu persepsi setiap orang terhadap warna-warna kain batik bukan menjadi batasan dalam menggunakannya warna kain batik apapun dapat dikenakan oleh siapa saja baik tua maupun muda.
3)      Perkembangan industry batik Indramayu
Perkembangan industry baik tulis Indramayu di pangsa pasar Internasional menunjukkan trend yang sangat positif. Hal ini ditunjukkan dengan kesuksesan Batik tulis Complongan khas Indramayu yang saat ini telah merambah pasar Singapura, Eropa dan Amerika.
Baik Complongan adalah salah satu teknik membatik dengan cara melubangi kain batik dengan deretan jarum membentuk pola tertentu yang menjadikan citi khas batik tersebut. Teknik batik Complongan akan terus melestarikan oleh para perajin batik di Indramayu, meski dalam pengerjaan batik tradisional ini membutuhkan kesabaran dan keterampilan juga menambah wawasan desain unutk mengikuti selera pasar engan garis-garis pantai yang dikombinasikan dengan warna alami.
Perkembangan teknologi, mengantarkan batik Indramayu semakin terkenal. Banyak pemburu batik, baik untuk koleksi maupun untuk keperluan acara-acara tertentu yang tertarik dengan batik Indramayu ini. Salah satu yang sudah memanfaatkan teknologi informasi untuk memasarkan batik ini adalah Hj. Siti Ruminah Sudiono, pendiri CV. Paoman Art. Salah satu perajin batik yang konsisten dengan motif khas Indramayu.
Berawal dari kepedulin akan budaya daerah khususnya batik, saat ini batik Indramayu sudah menembus pasar Internasional. Berbagai event sudah diikuti. Penelitian dan pengembangan batik Dermayon mampu menyerap tenaga kerja daerah, sehingga meningkatkan taraf hidup para perajin batik. Hal ini tidak lepas dari dukkungan pemerintah dalam memajukan batik Dermayon.
4)      Macam-macam Motif Batik Indramayu diantaranya sebagai berikut :
a.       Motif etong
b.      Motif kapal terdampar
c.       Batik motif ganggeng
d.      Batik motif kembang gunda
e.       Batik motif swastika
f.       Motif batik merak ngibing
g.      Motif batik kereta kencana
Bati Indramayu mempunyai perbedaan dengan batik dari daerah lian, diantaranya adalah coraknya, dimana batik Indramayu lebih berani dalam menonjolkan coraknya, mengadopsi flora dan fauna dengan lebih banyak motif burung serta tumbuh-tumbuhan.
Batik Indramayu kini juga sudah terkenal bahkan sampai ke Manca Negara, sebagian sudah banyak diekspor ke luar negeri misalnya ke Arab Saudi, Prancis, Inggris.
3.      Perlengkapan dan Proses Pembuatan Batik
Dari dulu hingga sekarang, proses pembuatan batik tidak hanya mengalami perubahan. Kegiatan membatik merupakan salah satu kegiatan tradisional yang harus dipertahankan agar tetap konsisten seperti bagaimana asalnya. Walaupun motif dan corak batik di masa kini sudah beraneka ragam, proses pembuatan batik pada dasarnya masih sama.
1)      Perlengkapan membatik
perlengkapan batik tidak banyak mengalami perubahan. Dilihat dari peralatan dan cara mengerjakannya, membatik dapat digolongkan sebagai suatu kerja yang bersifat tradisional.
(1)   Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik.
(2)   Bandul
Funfsi pokok bandul adalah untuk menahan mori yang baru dipakai agar tidak mudah tergesar tertiup angin, atau tarikan si pembatik secara tidak sengaja.
(3)   Wajan
Wajan ialah perkakas untuk mencairkan “malam” Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat.
(4)   Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah kompor dengan bahan bakar minyak.
(5)   Taplak
Taplak ialah kain untuk menutup paha si pembatik supaya tidak kena tetesan “malam” panas sewaktu canting ditiup, atau waktu membatik.
(6)   Saringan “malam”
Saringan ialah alat untuk menyaring “malam” panas yang banyak kotorannya.
(7)   Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan lilin.
(8)   Mori
Mori adalah bahan baku batik dari katun. Kwalitet mori bermacam-macam, dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan.
(9)   Lilin (“Malam”)
Lilin atau “malam” ialah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Malam untuk membatik bersifat cepat menyerap kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan.
(10)     Pola
Pola ialah suatu motif baik dalam mori ukuran tertentu sebagai contoh motif baik yang akan dibuat.
2)      Proses Pembuatan Batik
-          Siapkan kain, buat motif diatas kain dengan menggunakan pensil.
-          Setelah moif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan.
-          Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
-          Mulailah dengan cara ambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas.
-          Setelah semua motif yang tidak ingin diwarnai dengan warna tertentu tutup malam. Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dilakukan dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu. Kain dicelup dengan  warna yang dimulai dengan warna-warna muda, dilanjutkan dengan warna lebih tua atau gelap nantinya.
-          Setelah dicelupkan, kain tersebut dijemur dan dikeringkan.
-          Setelah itu adalah proses nglorot, dimana kain yang telah berubah warna tadi direbus dengan air panas. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lapisan lilin sehingga motif yang telah digamba menjadi terlihat jelas.
-          Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting) untuk menahan warna berikutnya.
-          Dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua, pemberian malam lagi.
-          Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik icelupkan ke campuran air dan soda untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan.
-          Proses terakhir adalah mencuci/direndam air dingin dan dijemur sebelum dapat digunakan dan dipakai.

C.    ANALISIS PEMBAHASAN
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai kebudayaanyang sangat beraneka ragam baik jumlahnya maupun keanekaragamannya. Karena keanekaragaman tersebut Indonesia menjadi daya tarik bangsa laindari belahan dunia untuk mengetahuinya bahkan tidak sedikit mereka juga mempelajarinya karena selain beranekaragam budaya Indonesia dikenal sangat unik. Budaya juga merupakan identitas bangsa yang harus di hormati dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita tidak hilang dan bisa menjadi warisan anak cucu kita kelak. Hal ini tentu saja menjadi tanggungjawab para generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak, karena ketahanan budaya merupakan salah satu identitas suatu Negara. Kebanggaan bangsa Indonesia  akan budaya yang beranekaragam sekaligus mengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan budaya lokal agar tidak hilang ataupun dicuri oleh bangsa lain. Dengan melestarikan buaya local kita bisa menjaga budaya bangasa dari pengaruh budaya asing, dan menjaga agar budaya kita tidak diakui oleh Negara lain. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaanbaru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Begitu banyak faktor yang menyebabkan budaya asing. Masuknya budaya asing adalah hal yang wajar dikarenakan suatu Negara tentu akan membutuhkan input-output berupa budaya asing dengan syarat budaya itu sejalan dengan buaya kita ini. Melihat kenyataan bahwa para generasi muda bangsa Indonesia saat ini lebihmemilih kebudayaan asing yang mereka angap lebih menarik ataupun lebih unik dan praktis, kebuddayaan lokal banyak yang luntur akibat tidak ada generasi penerus yang akan mewarisinya. Perlunya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya yang mana kebuayaan Indonesia adalah budaya-budaya local  adalah kewajiban setiap lapisan masyarakat, dimana peran setiapmereka yang terusberusaha untuk mewarisi kekuatan budaya lokal akan menjadi kekuatan budaya itu untuk tetap ada. Kebudayaan dapat dilestarikan dalam dua bentuk yaitu :
a.       Cultur Experience
Merupaka pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung kedalam sebuah pengalaman cultural. Contohnya, dalam melestarikan kebudaya batik ini dilakukandengan cara terjun langsung utuk belajar dan berlatih dalam menguasai pembuatan batik terseut. Untuk itu kita sebagai generasi muda tanamkan dalam diri mulai dari sekrang untuk melestarikan kebudaaan yang bangsa kita mailiki. Dengan demikian dalam setiap tahunnya selalu diadakannya kegiatan membatik bersama, agar dapat dijaga kelestarian budaya kita ini.
b.      Cultur Knowledge
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat sesuatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalkan kedalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan poteni kepariwisataan daerah. Dengan demikian para generasi muda dapat mengetahui tentang kebudayaan sendiri.
Sedain dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kita juga dapat melestarikan kebudayaan dengan cara mengenal budaya itu sendiri.  Dengan hal ini setidaknya kita dapat mengantisipasi pencurian kebudayaan yang dilakukan oleh Negara – Negara lain. Penyakit masyarakat kita ini adalah mereka terkadadng tidak bangga terhadap produk atau kebudayaan sendiri. Kita lebih bangga terhadap budaya-budaya impor yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya kita sebagai orang timur. Budaya daerah banyak hilang dikikis zaman. Oleh sebab itu kita sendiri yang tidak mau mempelajari dan melstarikannya. Akbatnya kita baru bersuara ketika negarea lain sukses dan terkenal dengan budaya yang mereka curi secara diam-diam. Selain  itu peran pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa juga sangatlah penting. Bagaimana pemerintah memiliki peran yang cukup strategis dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah ditanah air. Pemerintah harus mengimplementasikan keijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya pelestarian kebudayaan nasional. Demikian juga upaya-upaya melalui jalur formak pendidikan. Masyarakat harus memahami dan mengetahui berbagai kebudayaan yang kita miliki.Pemerintah juga dapat lebih memusatkan perhatian pada pendidikan muatan lokal kebudayan daerah. Selain hal-hal tersebut di atas, masih ada berbagai cara dalam melestariakan budaya, salah satunya adalah sebagai berikut :
a.       Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya local.
b.      Lebih mendorong kita untuk memaksimalkan potensi budaya lokal beserta pemberdayaan dan pelestarian.
c.       Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan, keramah-tamahan solidaritas yang tinggi.
d.      Selalu mempertahankan budaya Indonesia  agar tidak punah.
e.       Mengusahakan agar semua orang mampu mengelola keanekaragaman budaya lokal.
Kebudayaan lokal Indonesia adalah kebudayaan yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia dan setiap kebudayaan mempunyai ciri khas masing-masing. Bangsa Indonesia juga sangat mempunyai kebudayaan lokal yang sangat kaya dan beraneka ragam oleh sebab itu sebagai penerus kita wajib menjaganya karena ketahanan kebudayaan local berada pada generasi mudanya dan jangan sampai kita terbuai apalagi terjerumus pada budaya asing dengan kepribadian bangsa Indonesia bahkan tidak semua anak sedikit kebudayaa asing membaawa dampak negatif.  Sebagai Negara kepulauan pasti sulit untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan antara masyarakat. Namun hal itu pasti bisa terwujud jika kita peduli untuk menjaga, mempelajari, serta melestarikan sehingga kebudayaan local yang sangat kaya di Indonesia  ini tetap utuh dan tidak punah apalagi sampai dibajak atau dicuri oleh Negara lain karena kebudayaan tersebut merupakan identitas suatu bangsa dan Negara.
Banyak cara yang bisa kita gunakan untuk melestarikan batik, salah satunya adalah kita mengenakan batik pada hari-hari  tertentu. Pada umumnya kantor-kantor batik itu swasta pemerintah menereapkan aturan kalau hari jumat wajib mengenakan Batik, ada juga ynag menerapkan kalau hari kamis harus mengenakan batik. Kita harus mengenakan batik pada saat bekerja, Batik juga efektif dikenakan saat menghadiri acara resepsi pernikahan, acara ulang tahun hingga acara undangan makan malam dan sebagainya.

D.    KESIMPULAN dan SARAN
1.      Kesimpulan
Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak sekali kebudayaan diantaeranya kebudayaan batik, dan kebudayaan tersebut berbentuk kebudayaan lokal. Batik kental akan budaya Indonesia yang memiliki keindahan dan motif yang beragam. Batik juga sudah dianggap sebagai barang yang istimewa dikalangan masyarakat Indonesia. Budaya asing yang terus masuk tanpa terbenung ke Indonesia dapat mengikis ataupun melunturkan budaya lokal yang terdapat di Indonesia, sehingga upaya-upaya harus dilakukan dalam menanggulangi permsaalahan tersebut sehingga budaya Indonesia tetap terlestarikan. Disamping untuk  menghidupkan industry batik secara tidak langsung, kita ikut menjaga kebudayaan Indonesia batik sebagai warisan kebudayaan ndonesia.
2.      Saran
Untuk itu kita sebagai generasi muda tanamkan dalam diri mulai dari sekrang untuk melestarikan kebudaaan yang bangsa kita mailiki. Dengan kegiatan-kegiatan kecil dari mengenal dan mengetahui macam-macam ragam batik hingga sampai ketahap bisa membuat ragam batik tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Nana, A., Batik poman – Diminati Masyarakat Luar.
htt://www.indramayu.com. Diakses pada hari Jumat 01 Januari 2016 jam 20.07 WIB.

Tn., Motif Batik Indramayu.
htt://butik-tulis.com/blog/. Diakses pada hari Jumat 01 Januari 2016 jam 20.07 WIB.

Sudiyanto, T., Batik Paoman Indramayu Sentuhan Tangan Indah Wanita Pesisir.
htt://tosupedia.com/blog/. Diakses pada hari Jumat 01 Januari 2016 jam 21.08 WIB.

Tn., Batik Indonesia Batik Indramayu dan Penjelasannya.
htt://blogspot.com/blog/. Diakes pada hari Jumat 01 Januari 2016 jam 21.08 WIB.

Tn., Mengenal Jenis Batik dan Motif Batik Daerah Jawa Barat.
htt://mastile.blogspot.co.id/2014/05/. Diakses pada hari Jumat 01 Januari 2016 jam 23.39 WIB.

Tn., Pelestarian Batik Sebagai Warisan Budaya Nasional.
htt://mudaindonesia.com/artikel/. Diakses pada hari Sabtu 2 Januari 2016 jam 20.04 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar