JURNAL
TENTANG “TIDUR CUKUP”
oleh : Rahmat Suwito
ABSTRAK
Pembuatan jurnal ini
bertujuan untuk mengetahui pengertian tidur, bagaimana kebutuhan manusia itu
untuk tidur dengan sesuai kebutuhannya. Kemudian jenis tidur berbeda-beda salah
satunya Tidur Gelombang Lambat/ Nonrapid Eye Movement (NREM)
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur dalam, istirahat penuh, dengan gelombang
otak yang lebih lambat. Ciri-cirinya adalah mimpi berkurang, keadaan istirahat,
tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun, metabolisme turun dan gerakan
bola mata lambat. Dan agar pembaca tahu bahwa tidur ada fungsi dan tujuan
diantaranya Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru, Menambah
konsentrasi dan kemampuan fisik, Memperlancar produksi hormon pertumbuhan
tubuh, Memelihara fungsi jantung, Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat
aktivitas seharian. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Tidur dijelaskan
didalam jurnal ini serta Gangguan atau Masalah Tidur dijelaskan.
Kesimpulannya, kita sebagai
manusia harus menghargai kesehatan diri kita masing-masing. Karena istirahat
atau tidur merupakan obat alami yang dimiliki setiap manusia. Tidur sangat
banyak manfaatnya bagi tubuh memperbaiki daya tahan tubuh dan sel-sel yang
terganggu karena pola hidup yang kurang sehat. Jadi tidurlah secara teratur dan
sesuai kebutuhan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Setiap orang
membutuhkan istirahat dan tidur untuk dapat mempertahankan status kesehatan
pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai
sel dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat
penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki
kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka
jumlah energi yang diharapkan dapat memulihkan status kesehatan dan
mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu,
orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari
biasanya.
B.
Rumusan Masalah
1)
Apa pengertian istirahat dan tidur?
2)
Bagaimana fisiologi tidur?
3)
Apa saja jenis tidur?
4)
Apa fungsi dan tujuan tidur?
5)
Apa saja faktor yang mempengaruhi
kebutuhan tidur?
6)
Apa saja gangguan atau masalah
tidur?
C.
Tujuan
1)
Untuk mengetahui pengertian
istirahat dan tidur.
2)
Untuk mengetahui fisiologi tidur.
3)
Untuk mengetahui jenis tidur.
4)
Untuk mengetahui fungsi dan tujuan
tidur.
5)
Untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi kebutuhan tidur.
6)
Untuk mengetahui gangguan atau
masalah tidur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Istirahat
dan Tidur
a.
Istirahat Istirahat adalah keadaan
rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak
beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Terdapat beberapa
karakteristik dari istirahat, diantaranya: merasa segala sesuatu dapat diatasi,
merasa diterima, mengetahui apa yang sedang terjadi, bebas dari gangguan
ketidaknyamanan, mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai
tujuan, mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan tidur.
b.
Tidur berasal dari kata
bahasa Latin “somnus” yang berarti alami periode pemulihan, keadaan fisiologi
dari istirahat untuk tubuh dan pikiran. Tidur adalah status perubahan kesadaran
ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun (Wahit dan
Nurul, 2007). Tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan
periodik (Lanywati, 2001).Tidur adalah kondisi tidak sadar
dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai
(Guyton, 1986). Tidur memiliki ciri, yaitu adanya aktivitas yang minim,
memiliki kesadaran yang bervariasi, dan terjadinya penurunan respons terhadap
rangsangan dari luar.Hobson mengemukakan tidur adalah
suatu aktifitas aktif khusus dari otak, dikelola oleh mekanisme yang rumit dan
tepat.Potter & Perry (2005), Tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.
B.
Fisiologi Tidur
Hipotalamus
mempunyai pusat-pusat pengendalian untuk beberapa jenis kegiatan tak-sadar dari
badan, yang salah satu diantaranya menyangkut tidur dan bangun. Cedera pada
hipotalamus dapat mengakibatkan seseorang tidur dalam jangka waktu yang luar
biasa panjang atau lama. Formasi retikuler terdapat dalam pangkal otak. Formasi
itu menjulang naik menembus medulla, pons, otak bagian tengah, dan lalu
ke hipotalamus. Formasinya tersusun dari banyak sel syaraf dan serat
syaraf . Serat-seratnya mempunyai hubungan-hubungan yang meneruskan
impuls-impuls ke kulit otak dan ke tali sumsum tulang belakang. Formasi
retikular itu memungkinkan terjadinya gerakan-gerakan refleks serta yang
disengaja dengan mudah, maupun kegiatan-kegiatan kortikal yang bertalian dengan
keadaan waspada. Di waktu tidur, sistem retikular mendapat hanya sedikit
rangsangan dari korteks serebral (kulit otak) serta permukaan luar tubuh.
Keadaan bangun terjadi apabila sistem retikular dirangsang dengan
rangsangan-rangsangan dari korteks serebral dan dari organ-organ serta sel-sel
pengindraan di kulit. Umpamanya saja, jam wekker membangunkan kita dari tidur
menjadi keadaan sadar apabila kita menyadari bahwa kita harus bersiap-siap
untuk pergi bekerja. Perasaan-perasaan yang diakibatkan oleh kenyerian,
kebisingan dan sebagainya, akan membuat orang tidak dapat tidur lewat
organ-organ serta sel-sel di kulit badan. Maka keadaan tidak dapat tidur di
timbulkan oleh kegiatan kulit otak serta apa yang dirasakan oleh badan; di
waktu tidur, rangsangan-rangsangan menjadi minimal.
Fisiologi
tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme
serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar
dapat tidur dan bangun. Dalam keadaan sadar, neuron dalam Recticular activating
system (RAS) akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. RAS memberikan
rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan. Juga dapat menerima stimulasi
dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Pada saat
tidur, terdapat pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons
dan batang otak tengah yaitu Bulbar syncronizing regional (BSR). Sedangkan saat
bangunnya seseorang tergantung dari keseimbangan implus yang diterima di pusat
otak dan sistem limbiks.
C.
Jenis Tidur Terdapat dua jenis tidur
yaitu :
1.
Tidur Gelombang Lambat/ Nonrapid Eye
Movement (NREM) Jenis tidur ini dikenal dengan tidur dalam, istirahat penuh,
dengan gelombang otak yang lebih lambat. Ciri-cirinya adalah mimpi berkurang,
keadaan istirahat, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun, metabolisme
turun dan gerakan bola mata lambat.
a.
Tahap pertama merupakan tahap
transisi antara bangun dan tidur dengan ciri: rileks, masih sadar dengan
lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari samping ke samping,
frekueansi nadi dan nafas seadikit menurun, dapat bangun segera selama tahap
ini berlangsung selama lima menit.
b.
Tahap kedua tahap tidur ringan dan
proses tubuh terus menurun berciri : Mata umumnya menetap, denyut jantung dan
freakuensi nafas menurun, temperature tubuh menurun, metabolisme menurun,
berlangsung pendek dan berakhir 5-10 menit.
c.
Tahap ketiga tahap tidur berciri :
denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat, di sebabkan
oleh dominasi sistem saraf parasimpatis dan sulit bangun.
d.
Tahap keempat tahap tidur berciri :
Kecepatan jantung dan pernafasan turun, jaranng bergerak dan sulit di
bangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung turun, tonus otot turun.
2.
Tidur Paradoks/ Rapid Eye Movement
(REM) Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit,
rata-rata 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit, namun bila
kondisi oranng sangat lelah maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini
tidak ada. Ciri-cirinya antara lain:
a.
Biasanya di sertai dengan mimpi
aktif
b.
Lebih sulit di bangunkan dari pada
selama tidur nyeyak gelombang lambat.
c.
Tonus otot selama tidur nyenyak
sangat tertentu.
d.
Frekuensi jantung dan pernafasan
menjadi tidak teratur.
e.
Pada otot perifer terjadi bebrapa gerakan
otot yang tidak teratur.
f.
Mata cepat tertutup dan cepat
terbuka, nadi cepat dan inregular, tekanan darah meningkat dan fluktuasi,
sekresi gaster meningkat, metabolisme meningkat.
g.
Pada tidur ini sangat penting untuk
keseimbangan mental, emosi dan berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
D.
Fungsi dan Tujuan Tidur Fungsi dan
tujuan tidur antara lain:
1)
Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak
menjadi baru.
2)
Menambah konsentrasi dan kemampuan
fisik.
3)
Memperlancar produksi hormon
pertumbuhan tubuh.
4)
Memelihara fungsi jantung.
5)
Mengistirahatkan tubuh yang letih
akibat aktivitas seharian.
6)
Menyimpan energi.
7)
Meningkatkan kekebalan tubuh kita
dari serangan penyakit.
8)
Menambah konsentrasi dan kemampuan
fisik.
E.
Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan
Tidur
1)
Penyakit Seseorang yang sedang sakit
dapat menjadikan orang itu kurang tidur atau bahkan tidak bisa tidur karena penyakitnya
itu.
2)
Stres Psikologis Seseorang yang
memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk
tidur.
3)
Obat-obatan golongan diuretik dapat mempengaruhi proses
tidur (insomnia), antidepresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan
saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan tidur.
4)
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang
cukup dapat mempercepat proses tidur. Sebaliknya kebutuhan nutrisi yang kurang
akan menyebabkan sulit tidur.
5)
Lingkungan dapat meningkatkan atau
menghalangi seseorang untuk tidur . Pada lingkungan yang tenang memungkinkan
seseorang dapat seseorang dapat tidur dengan nyeyak dan sebaliknya.
6)
Motivasi dapat mempengaruhi dan
dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan menahan tidak tidur sehingga
dapat meanimbulkan gangguan proses tidur.
7)
Aktivitas Kurang beraktivitas dan
atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru akan menyebabkan kesulitan
untuk memulai tidur.
F.
Gangguan atau Masalah Tidur
1)
Insomnia adalah suatu keadaan di
mana seseorang sulit untuk memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya.
Tanda-tanda Insomnia yaitu kecemasan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur di
malam hari, menderita depresi, terbangun beberapa kali di malam hari, dan tidak
merasa cukup istirahat meskipun tidur malam. Penyebab Insomnia yaitu efek
samping dari obat-obatan, makan terlalu banyak sebelum tidur, depresi,
menderita gangguan kecemasan, mengkonsumsi kafein terlalu banyak, minum alkohol
terlalu banyak, perubahan dalam lingkungan, perubahan waktu kerja, dan stres.
2)
Parasomnia adalah kumpulan beberapa
penyakit yang dapat mengganggu pola tidur seperti somnambulis (berjalan-jalan
dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak.
3)
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia,
yaitu tidur yang berkelebihan terutama pada siang hari.
4)
Narkolepsi adalah gelombang kantuk
yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada siang hari.
5)
Apnea tidur dan Mendengkur
Mendengkur yang disertai dengan apnea dapat menjadi masalah dalam tidur karena
jika terjadi apnea dapat mengacaukan saat bernapas dan bahkan dapat menyebabkan
henti napas sehingga menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan denyut
nadi menjadi tidak teratur.
6)
Enuresis adalah kencing yang tidak
di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan Istirahat dalah keadaan
rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak
beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Sedangkan tidur
adalah kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau
sensoris yang sesuai (Guyton, 1986). Insomnia adalah suatu keadaan di mana
seseorang sulit untuk memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya. Penyebab
Insomnia yaitu efek samping dari obat-obatan, makan terlalu banyak sebelum
tidur, depresi, menderita gangguan kecemasan, mengkonsumsi kafein terlalu
banyak, minum alkohol terlalu banyak, perubahan dalam lingkungan, perubahan
waktu kerja, dan stres.
Tidur ditandai dengan: aktivitas fisik, minimal,
perubahan-perubahan fisiologis tubuh dan penurunan respon terhadap rangsangan
eksternal. Tidur diperlukan untuk memelihara kesehatan dan menjaga keseimbangan
mental emosional. Apabila kekurangan tidur akan mengakibatkan kondisi yang
dapat merusak orang yang mengalaminya.
Tahapan tidur dapat dibagi menjadi 2 yaitu NON REM dan REM. Tidur NREM
disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang otak yang
ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta
yang ditunjukkan orang yang sadar. Stadium 4 diikuti lanjut dengan tahap
tidur paradoks atau tidur REM. Pada masa ini gelombang EEG menjadi seperti beta
: cepat dan tidak sinkron, mirip dengan gelombang saat manusia berada dalam
fase aktivitas, meski pada kenyataannya ia sangat sulit dibangunkan. Kebutuhan tidur pada manusia tcrgantung pada
tingkat perkembangan.
B.
Saran Untuk menjaga keadaan kita
tetap sehat dan fit, kita harus menjaga kebutuhan istirahat dan tidur kita
sesuai kebutuhan agar kita dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A
Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Asmadi .
2008. Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KD. Jakarta: Salemba Medika.
Doengos.E.Maryln,dkk.
2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Uliyah,
Musrifatul dan A. Azis Alimul Hidayat. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan. Surabaya: Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar