Pelatihan Atlet Bulutangkis Dengan
Menggunakan Pelatihan Fisik Seperti Militer
oleh : Yunisa
1.
Latar
Belakang Masalah
Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga
raket yang dimainkan oleh
dua orang (untuk tunggal)
atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan.
Prestasi bulutangkis Indonesia saat ini bisa
dikatakan tengah menurun. Jika terus dibiarkan, hal itu akan membahayakan nama
besar Indonesia di kancah dunia. Hal ini dikarenakan, mental dan disiplin
adalah dua hal penyebab utama kegagalan atlet-atlet bulutangkis Indonesia saat
ini. Mental anak sekarang itu tidak seperti dulu. Padahal mental dan juga
disiplin atlet zaman dulu adalah dua hal yang harus diikuti dan terus dijaga.
Kenyataan tersebut sangat disayangkan. Pasalnya, kedua hal itu adalah yang
selalu tertanam didiri atlet bulutangkis, hingga mampu memberikan prestasi
gemilang. Begitu juga dengan para atlet yang lain di zamannya.
Keberadaan teknologi
canggih juga dinilai kurang dimaksimalkan dengan baik. Padahal harusnya,
teknologi yang ada saat ini bisa semakin memudahkan atlet-atlet yang ingin
mengetahui kekuatan lawan. Memang tidak bisa menyamakan zaman dulu dan
sekarang. Sekarang sudah banyak distraksi fisik, seperti handphone dan mall. Tetapi,
keharusan mental dan disiplin harus dijaga. Karena itu tidak akan berubah oleh
zaman. Kita berharap atlet-atlet bulutangkis saat ini dapat kembali memberikan
prestasi untuk tanah air. Kita percaya, dengan kemauan berlatih dan belajar,
disiplin tinggi, serta mental yang kuat, semua target bukan mustahil akan
tercapai.
2.
Abstrak
2.1
Pengertian
Bulutangkis
Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang
dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua
pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan.
2.2
Sejarah Bulutangkis
Olah raga yang dimainkan dengan kok dan raket, kemungkinan
berkembang di Mesir kuno
sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India dan Republik Rakyat Tiongkok.
Nenek moyang terdininya diperkirakan ialah sebuah
permainan Tionghoa, Jianzi yang
melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi
dengan kaki. Objek
atau misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah
selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak
zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores danShuttlecocks sangat
populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung atau tongkat
(Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan
mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian
di jalan-jalan London pada
tahun 1854 ketika
majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk Inggris membawa
permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, dan Siam
(sekarang
Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian
dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.
Olah raga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas
Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat
mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota
Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai
Poona pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada
1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam
sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris,
berjudul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore
bulu tangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut
dimainkan di Gedung Badminton (Badminton
House), estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.
Rancangan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi bulu tangkis Inggris dibentuk
pada 1893 dan
kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan
Kejuaraan All
England.
Bulu tangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia,
terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini
mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia.
2.3
Teknik
Bermain Bulutangkis
2.3.1
Teknik dasar
Cara memegang raket
a. Pegangan forehand (pegangan
dasar)
Pegangan ini
dapat di peroleh dengan cara mendirkan raket yang sisinya tegak dengan lantai.
Pegangan ini hampir sama dengan posisi tangan sedang bersalaman.
b. Pegangan backhand
Pegangan ini
dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan dari pegangan forehand.
c. Pegangan pukul
kasur/Amerika
Cara pegangan
ini adalah mula-mula raket diletakkan secara mendatar di atas lantai. Kemudian
ambil dan peganglah raket pada pegangannya, sehingga bagian tangan antar ibu
jari dan jari telunjuk menempel pada bagian permukaan yang lebar.
Teknik Pukulan
Teknik pukulan
adalah cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulutangkis dengan tujuan
menerbangkan shuttlecock ke lapangan lawan.Terdapat macam-macam teknik dasar
pukulan dalam permainan bulutangkis, yaitu:
a. Pukulan servis
Pukulan servis
merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang
lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan permainan. Macam-macam
pukulan servis, yaitu;
pukulan servis pendek,
pukulan servis panjang,
pukulan servis mendatar,
pukulan servis cambuk
b.
Pukulan lob
Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis
yang bertujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke
belakang garis lapangan lawan.
Servis
Servis dilakukan dari satu sisi lapangan
(kiri atau kanan) menyilang menyeberangi jaring ke area lawan. Partai tunggal danganda memiliki area servis
yang berbeda seperti yang diilustrasikan pada
gambar. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok dinyatakan
"keluar" dan poin untuk penerima servis.
Posisi kiri
atau kanan tempat servis dilakukan ditentukan dari jumlah poin yang telah
dikumpulkan oleh pemain yang akan melakukan servis. Posisi kanan untuk jumlah
poin genap dan posisi kiri untuk jumlah
poin ganjil. Servis dari posisi kanan juga
dilakukan saat jumlah poin masih nol.
Pada set
pertama pemain/pasangan yang melakukan servis untuk pertama kali ditentukan
dengan undian, sedangkan untuk set berikutnya dilakukan oleh pemenang dari set
sebelumnya.
Untuk partai ganda, beberapa peraturan
berbeda diterapkan untuk perhitungan poin menggunakan sistem pindah boladan sistem reli poin.
2.4 Syarat-syarat Bermain Bulutangkis
2.4.1 Raket
Secara tradisional raket
dibuat dari kayu.
Kemudian aluminium atau
logam ringan lainnya menjadi bahan yang dipilih. Kini, hampir semua raket bulu
tangkis profesional berkomposisikan komposit serat karbon (plastik
bertulang grafit). Serat karbon memiliki kekuatan hebat terhadap perbandingan
berat, kaku, dan memberi perpindahan energi kinetik yang hebat. Namun, sejumlah
model rendahan masih menggunakan baja atau
aluminium untuk sebagian atau keseluruhan raket.
2.4.2 Senar
Mungkin salah
satu dari bagian yang paling diperhatikan dalam bulu tangkis adalah senar nya. Jenis senar berbeda memiliki
ciri-ciri tanggap berlainan. Keawetan secara umum bervariasi dengan kinerja.
Kebanyakan senar berketebalan 21 ukuran dan diuntai dengan ketegangan 18 sampai
30+ lb. Kesukaan pribadi sang pemain
memainkan peran yang kuat dalam seleksi senar.
2.4.3 Kok
Kok adalah
bola yang digunakan dalam olahraga bulu tangkis, terbuat dari rangkaian bulu
angsa yang disusun membentukkerucut terbuka,
dengan pangkal berbentuk setengah bola yang terbuat dari gabus. Dalam latihan
atau pertandingan tidak resmi digunakan juga kok dari plastik.
2.4.4 Sepatu
Karena
percepatan sepanjang lapangan sangatlah penting, para pemain membutuhkan
pegangan dengan lantai yang maksimal pada setiap saat. Sepatu bulu
tangkis membutuhkan sol karet untuk
cengkraman yang baik, dinding sisi yang bertulang agar tahan lama selama
tarik-menarik, dan teknologi penyebaran goncangan untuk melompat; bulu tangkis
mengakibatkan agak banyak stres (ketegangan) pada lutut dan
pergelangan kaki.
2.5 Aturan Bermain Bulutangkis
2.5.1
Sistem pindah bola
a.
Sebelum pertandingan dimulai, harus ditentukan
salah seorang pemain dari tiap-tiap pasangan sebagai "orang pertama". Pilihan ini
berlaku untuk setiap set yang dimainkan.
b.
Jumlah poin genap atau ganjil
menentukan posisi "orang pertama" saat melakukan servis.
c.
Setiap pasangan mempunyai dua kali kesempatan
servis (masing-masing untuk tiap pemain) sebelum pindah bola, kecuali servis
pertama pada tiap-tiap awal set tidak mendapat kesempatan kedua.
d.
Saat pindah bola, servis pertama selalu
dilakukan oleh pemain yang berada di sebelah kanan, bukan oleh "orang
pertama".
2.5.2
Sistem reli poin
a. Setiap pasangan
hanya mendapat satu kali kesempatan servis, tidak ada servis kedua.
b.
Servis dilakukan oleh pemain yang
posisinya sesuai dengan poin yang
c.
telah diraih oleh pasangan tersebut.
d.
Pemain yang sama akan terus melakukan
servis sampai poin berikutnya diraih oleh lawan
2.6 Ada lima
partai yang biasa dimainkan dalam bulu tangkis, yaitu:
1.
Tunggal putra
2.
Tunggal putri
3.
Ganda putra
4.
Ganda putri
5.
Ganda campuran
3. Analisis dan Pembahasan
Latihan
Fisik Bulutangkis
Sistem Pelatihan Fisik Umum
Program dan aplikasi pelatihan fisik
bulutangkis harus dirancang melalui tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan
fisik umum yang bertujuan meningkatkan kemampuan kerja organ tubuh, sehingga
memudahkan upaya pembinaan dan peningkatan semua aspek pelatihan pada tahap
berikutnya.
b. Persiapan
fisik khusus bertujuan meningkatkan kemampuan fisik dan gerak yang lebih baik
menuju pertandingan.
c. Peningkatan kemampuan kualitas gerak khusus pemain.
Pada tahap ini pelatihan bertujuan untuk memahirkan gerakan kompleks dan
harmonis yang dibutuhkan setiap pemain untuk menghadapi pertandingan.
Cara Terbaik untuk Mempersiapkan
Kondisi Fisik Umum Pemain
a. Program
latihan lari latihan lari sangat penting dan balk untuk mengasah kemampuan
kerja jantung, paruparu, dan kekuatan tungkai. Membiasakan pemain berlatih lari
selama 40-60 menit tanpa berhenti, yang dilakukan 3-4 kali seminggu, sangat
baik untuk membina kemampuan daya tahan aerobik dan kebugaran umum pemain.
b. Program
latihan senam bentuk-bentuk latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh
dan persendian harus mendapat perhatian. Latihan peregangan hendaknya diselingi
gerakan untuk memperkuat bagian tubuh bagian atas dan bawah yang dilakukan
secara bergantian.
c. Program
latihan loncat tali latihan ini sangat balk untuk membina daya tahan,
kelincahan kaki, dan kecepatan serta melatih kemampuan gerak pergelangan tangan
lebih lentur dan kuat. Proses latihan dapat dilakukan de-ngan loncat satu kaki
secara bergantian (seperti lari biasa), loncat dua kaki, dan masih banyak
bentuk variasinya.
d. Program
latihan gabungan model atau sistem pelatihan ini adalah menggunakan berbagai
alat bantu seperti bangku, gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola, dan
sebagainya. Tujuan latihan ini adalah membina dan meningkatkan kamampuan dan
kete-rampilan gerak pemain sebagai upaya untuk pengkayaan gerak. Pelatih harus
cermat dan terampil menciptakan rangkaian gerak yang ada hubungannya dengan
gerakan-gerakan dalam permainan bulutangkis, di samping memberikan prioritas
pada pembinaan aspek-aspek kelincahan, kegesitan, dan koordinasi gerak yang
memang dibutuhkan dalam bulutangkis.
e. Latihan
pemanasan banyak pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal peranan
dan fungsi latihan pemanasan yang benar dan betul. Latihan pemanasan yang
dikemas dengan benar akan memberikan pe-ngaruh positif pada proses kerja organ
tubuh, mekanisme peredaran darah, dan pernapasan. Itu semua akan berpengaruh
langsung untuk kerja berat selanjutnya. Di samping itu, sangat penting untuk
menghindari terjadinya berbagai cedera otot, persendian, dan fungsi-fungsi
tubuh lainnya.
f. Latihan
pendinginan ini dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan sebagai
upaya agar bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada posisi rileks dan
tidak kaku. Bentuk latihannya adalah senam dan gerakan meregang. Kualitas
latihan meregang, khususnya untuk otot besar seperti paha belakang dan depan,
ping-gang, punggung, otot lengan, bahu, dada, dan berbagai persendian tubuh,
harus dicermati betul. Lakukan gerakan pendinginan ini dengan benar,
Sistem Pelatihan Fisik Khusus
Pelatihan fisik bulutangkis dituntut untuk memahami dan mengetahui secara
spesifik kebutuhan gerak olahraga ini. Bahkan harus mendalami makna proses
kerja otot, sistem energi, dan mekanisme gerak yang terjadi dalam permainan
bulutangkis. Atas dasar pengetahuan ini, pelatih akan mampu merancang
bentuk-bentuk latihan fisik secara spesifik, sesuai kebutuhan pemain.
a.
Latihan daya tahan (Aerobik dan Anaerobik) merupakan kemampuan daya tahan dan stamina
dapat dikembangkan melalui kegiatan lari dan gerakan-gerakan lain yang memiliki
nilai aerobik. Biasakan pemain menyenangi latihan lari selama 40-60 menit
dengan kecepatan yang bervariasi. Tujuan latihan ini adalah meningkatkan
kemampuan daya tahan aerobik dan daya tahan otot. Artinya, pemain dipacu untuk
berlari dan bergerak dalam waktu lama dan tidak mengalami kelelahan yang berarti.
Selanjutnya proses latihan lari ini ditingkatkan kualitas frekuensi,
intensitas, dan kecepatan, yang akan berpengaruh terjadinya proses anaerobik
(stamina) pemain. Artinya, pemain itu mampu bergerak cepat dalam tempo lama
dengan gerakan yang tetap konsisten dan harmonis.
b.
Latihan kekuatan pemain bulutangkis sangat membutuhkan
aspek kekuatan. Berdasarkan analisis dan cukup dominan pemain melakukan
gerakan-gerakan seperti meloncat ke depan, ke belakang, ke samping, memukul
sambil loncat, melakukan langkah lebar dengan tiba-tiba. Semua gerak ini
membutuhkan kekuatan otot dengan kualitas gerak yang efisien. Cara terbaik
untuk meningkatkan kemampuan kekuatan ini adalah berlatih menggunakan beban
atau dengan kata lain latihan beban (weight
training). Sebaiknya sebelum melakukan program latihan beban sesungguhnya,
disarankan agar pemain lebih dulu mengenal berbagai bentuk gerakan seperti; mendorong
(push up, pull up), bangun tidur,
angkat kaki, memperkuat otot punggung, jongkok, berdiri untuk membina kekuatan
tungkai, dan loncat-loncat di tempat atau sambil bergerak. Proses selanjutnya
adalah meningkatkan kualitas geraknya dengan menggunakan beban (weight training) yang sebenarnya.
Dianjurkan untuk tidak melakukan atau berlatih loncat di tempat yang keras
karena akan berdampak terjadinya sakit, cedera pada bagian lutut, dan pinggang.
c.
Latihan kecepatan dalam aspek kecepatan bulutangkis
sangat penting. Pemain harus bergerak dengan cepat untuk menutup setiap
sudut-sudut lapangan sambil menjangkau atau memukul kok dengan cepat. Cara
untuk bergerak cepat adalah melatih kecepatan tungkai/kaki. Aspek kecepatan
dalam bulutangkis juga bermakna pemain harus cekatan dalam mengubah arah gerak
dengan tiba-tiba, tanpa kehilangan momen keseimbangan tubuh. Latihan Kelenturan
adalah komponen kesegaran jasmani yang sangat penting dikuasi oleh setiap
pemain bulutangkis. Karakteristik gerak serba cepat, kuat, luwes namun tetap
bertenaga, pembinaan kelenturan tubuh harus mendapat perhatian khusus.
Model-Model
Latihan Fisik dengan Menggunakan Alat Bantu Pelatihan
a.
Latihan dengan bola medisin yang beratnya bervariasi
antara 1-5 kilogram merupakan alat bantu pelatihan, antara lain untuk kekuatan
dan kecepatan melempar, membina kekuatan lengan, tungkai, dan kekuatan bagian
atas dan bawah tubuh. Bentuk latihan bola medisin ini antara lain dilakukan
dengan melempar ke arah tembok dengan satu atau dengan dua lengan. Berdiri
kira-kira 3-4 meter dari tembok, lalu lempar bola itu dan segera tangkap bola
tersebut sambil lari mundur ke arah garis start, seperti layaknya gerak mundur
dalam permainan bulutangkis.
b.
Latihan loncat
tali, pemain bulutangkis dianjurkan untuk terampil dan menguasai bentuk latihan
loncat tali ini. Pengaruh latihan ini sangat membantu untuk membina kekuatan
kaki, pergelangan kaki, daya tahan, koordinasi gerak, dan membantu peningkatan
kualitas gerak pergelangan tangan.
c.
Latihan loncat bangku atau gawang, latihan ini
berfungsi untuk membina kekuatan tungkai, konsentrasi, dan kecepatan gerak yang
dibutuhkan dalam permainan. Bangku atau gawang dibuat dengan berbagai ukuran
tinggi antara lain 40, 50, 70, 80 cm. Alat ini berfungsi sebagai alat pemberat,
rintangan, tantangan, agar pemain terpacu untuk mengatasinya. Proses kerja “overload” (beban lebih) dengan
menggunakan beban rintangan ini, latihan makin terasa berat bagi pemain. Pelaksanaan
latihan, pelatih harus terampil meletakkan gawang/bangku itu sesuai dengan
tujuan latihan dan kebutuhan pemain.
Pelatihan Fisik Militer
a. Lari dua belas menit dengan melatih kemampuan dalam
ketahanan dan keuletan. Kegiatan yang sangat berperan adalah pernafasan,
sehingga yang harus kita latih adalah kemampuan pernafasan yang stabil, dapat
tetap berlari. Kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan seketika bila tidak di
biasakan.
b. Push Up, yaitu gerakan naik turun yang bertumpu
pada kedua tangan dan posisi kaki tetap dengan jarak satu kepal tangan orang
dewasa. Postur tubuh yang lurus dari kaki hingga kepala merupakan aturan yag
harus diikuti. Sehingga gerakan seperti jarum jam dengan kaki sebagai poros.
Sedangkan jarak perut pada saat gerakan turun tidak menyentuh tanah atau jarak
sekepal. Gerakan yang meliuk-liuk seperti ular atau bergelombang, atau hanya
kepala dan dada yang naik turun sedangkan pinggul statis. Kemudian perut yang
sampai menyentuh tanah. Umumnya gerakan tersebut tidak mendapat point yang
diharapkan dan menimbulkan kurangnya poin dalam pengumpulan angka untuk
memperoleh bobot yang tinggi.
c. Sit Up, yaitu gerakan yang sangat besar bertumpu
pada otot perut ini harus di biasakan untuk lentur. Gerakan ini dagu harus
menyentuh atau melewati tungkai dan pada saat telentang kebelakang kedua siku
tangan harus menyentuh lantai.
d. Pull Up, yaitu seluruh tes yang dilaksanakan Pull
Up yang membutuhkan waktu paling sedikit. Kurangnya latihan menimbulkan tangan
tidak memiliki kekuatan untuk menarik tubuh keatas.
e. Shuttle Run, yaitu gerakan berlari dengan membentuk
angka delapan diantara dua tonggak berjarak 10 m. Sehingga dengan waktu yang di
peroleh semakin sedikit berarti poin semakin besar.
4.
Penutup
4.1 Kesimpulan
Berdasarakan penjelasan di atas dapat di
tarik kesimpulan bahwa pelatihan fisik militer
dapat diterapkan ke dalam pelatihan fisik atlet bulutangkis agar dapat lebih disiplin dan memiliki mental
yang kuat karena atlet bulutangkis sekarang kedisiplinan dan mentalnya menurun,
sedangkan untuk meraih prestasi atlet bulutangkis memerlukan tingkat
kedisiplinan yang tinggi dan mental yang kuat. Jadi pelatihan fisik militer
baik diterapkan bagi atlet bulutangkis. Sangat penting memiliki derajat kondisi
fisik prima, melalui proses pelatihan fisik yang terprogram baik, faktor-faktor
tersebut dapat dikuasai, dengan kata lain pebulutangkis harus memiliki kualitas
kebugaran jasmani yang prima. Hal ini akan berdampak positif pada kebugaran
mental, psikis, yang akhirnya berpengaruh langsung pada penampilan teknik
bermain. Itulah sebabnya pebulutangkis sangat membutuhkan kualitas kekuatan,
daya tahan, fleksibilitas, kecepatan, keseimbangan tubuh dan koordinasi gerak
yang baik. Aspek-aspek tersebut sangat dibutuhkan agar mampu bergerak dan
bereaksi untuk menjelajahi setiap sudut lapangan selama pertandingan.
4.2 Saran
Diharapkan atlet bulutangkis dapat menerapkan
pelatihan fisik militer agar prestasi dalam olahraga bulutangkis dapat
meningkat. Semoga generasi muda pebulutangkis dapat berkreasi dalam melakukan
pelatihan fisik agar lebih bersemangat dalam meraih prestasi sampai tingkat
internasional.
DAFTAR PUSTAKA
---------, “Pembinaan Fisik Ala Militer,” http://antotrimaryanto.blogspot.co.id/2011/05/tips-pembinaan-fisik-ala-militer.html (diakses
31 Desember 2015)
-------, “Pelatihan Fisik Bulutangkis,” https://bulutangkislovers.wordpress.com/bulutangkis/pelatihan-fisik/
(diakses 31 Desember 2015)